Jakarta (ANTARA) - Belakangan ini ketenangan masyarakat diusik terkait semakin buasnya serangan yang diarahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), situasi ini tentu saja sangat mengganggu kebatinan simpul-simpul Relawan Jokowi untuk bersikap.
Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi, sementara ini memang diam. Tetapi, hal tersebut bukan berarti Relawan Alap-Alap Jokowi tak mengambil sikap.
"Kami jadi bertanya-tanya, apa salah Pak Jokowi sehingga begitu bersemangatnya mereka menyerang. Terutama sekali yang dipertontonkan Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto. Sebelum menuding Pak Jokowi ada niat mengambil alih kursi Ketua Umum PDIP, juga dilontarkan bahwa Pak Jokowi menghilangkan wasiat kesejarahan Ulama Besar KH Maimoen Zubair (Mbah Moen). Ini sungguh sangat luar biasa," ujar Ketua Umum Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi, Muhammad Isnaini dalam keterangannya, Minggu.
Dia mengatakan tudingan atau tepatnya serangan-serangan tersebut sudah tidak lagi masuk logika politik. Tudingan yang diarahkan ke Presiden Jokowi sangat tidak berkelas. Situasi ini jelas mengusik hati para relawan yang sebenarnya sudah kembali beraktifitas seperti halnya masyarakat pada umumnya.
Isnaini lantas menyandingkan situasi itu dengan drama sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Kami seperti menonton pertunjukan ego partisan dan kebencian. Tidak ada hakikat akar sengketa kecuali membangun narasi-narasi basi yakni soal kecurangan Paslon 02 yang itu dikatakan karena ada dalang yang namanya Jokowi. Sungguh-sungguh mereka tidak melihat dari garis pilihan akar rumput dan keringat relawan. Kami, para relawan benar-benar habis-habisan di lapangan,” tandas warga Kota Semarang itu.
Ideologi Jokowisme Ketua Umum Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi ini lebih mengambil sisi positif dalam menyikapi permasalahan tersebut dan tidak serta
merta terpancing statemen-statemen Sekjen PDIP kemudian reaktif.
Isnaini lebih memilih menarik sekuat dan seluasnya dukungan kepada siapa pun dalam Pilkada nanti yang berafiliasi ke PDIP.
Kami relawan juga punya hak demokrasi. Jika kami dipandang sebelah mata seperti juga mereka memandang Pak Jokowi, maka tentu kami juga akan mengambil garis politik. November tahun ini akan ada
gelaran Pilkada serentak.
"Ini momen ke-2 setelah Pilpres 14 Februari. Momen setelah mereka membusuk-busukkan Pak Jokowi dan akan memukul balik. Saya hanya ingin mengatakan bahwa gerakan relawan kami ini sudah ideologis. Kami sudah sepakat mengusung Jokowisme, yakni Politik Kebangsaan. Bukan Politik Kekuasaan yang bertopeng demi marwah demokrasi!” tandas pria paruh baya ini.
Soal masih berlangsungnya persidangan di MK, Isnaini tak banyak memberikan komentar. Tetapi bahwa materi gugatan Pemohon Tim Hukum Paslon 01 dan 03, tak jauh dari upaya melemahkan Pak Jokowi. Isnaini menilai MK seperti dijadikan panggung untuk memaksakan pesan ke publik bahwa Presiden Jokowi memang Dalang Kecurangan.
“Mereka terus saja mengusik Pak Jokowi. Bahwa Presiden itu boleh memihak, boleh kampanye atas dasar amanah UU, sama sekali tidak digubris. Yang mereka terus giling adalah pesan bahwa Pilpres ke-
marin, hitam putihnya di tangan Pak Jokowi.
Bansos jadi sandaran serangan. Sementara hasil survei Litbang Kompas memfaktakan bahwa bansos tidak linier dengan sikap pemilih saat mencoblos di bilik suara.
Sungguh mereka telah pula menghinakan rakyat pemilih. Kisaran 80 persen tingkat partisipasi pemilih yang datang ke TPS mereka anggap hantu pagi siang bolong. Ya itulah mereka....itulah karakter mereka.
Saya kira rakyat sudah melek dan cerdas. Apalagi 52 persen-53 persen pemilih 14 Februari adalah anak-anak muda. Mereka tak bakal makan umpan
akal-akalan mereka.
Sementara kalau kita lihat di bawah, rakyat sudah move on. Silakan puas-puaskan. Jika MK luput, nanti muncul Hak Angket. Gimmick politik yang membodohi hanya karena sosok Pak Jokowi,” kata Isnaini.
Dia menambahkan, Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi terdiri terdiri dari Relawan Timbul Sehati Reborn, Laskar Satpol PP non PNS, Himppayam DKI, Gema PS Jawa Timur dan Alap-Alap Jokowi.
"Situasi ini justru membuat kami makin solid dan militan," tegas dia.
Serangan ke Presiden Jokowi makin buas, begini sikap relawan
Minggu, 7 April 2024 12:05 WIB