Kota Bogor (ANTARA) - Azan subuh baru selesai berkumandang dari masjid-masjid di Kota Bogor, Jawa Barat. Pagi itu, sebagian besar warga baru terbangun dari tidurnya, bahkan ada yang masih terlelap diselimuti sejuk dan dinginnya Kota Bogor.
Namun tidak dengan para petugas kebersihan. Mengenakan rompi kuning bertuliskan DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Bogor, petugas yang dijuluki Pasukan Kuning itu sudah siap di tempat kerja masing-masing.
Sejak pukul 05.00 WIB, sebanyak 1.700 Pasukan Kuning sudah bergelut dengan tugasnya. Kebanyakan dari mereka bertugas di bagian penyapuan, menyapu setiap sudut Kota Bogor dari sampah dan daun-daun yang berguguran.
Sebagian lagi, bahkan sudah berangkat sejak pukul 03.00 WIB, mengangkut sampah dari permukiman warga untuk kemudian dibawa menggunakan 130 truk sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Kabupaten Bogor.
Kemudian sisanya berangkat ke Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R), yang tersebar di 30 kelurahan se-Kota Bogor.
Selain mengandalkan Pasukan Kuning, masyarakat Kota Bogor juga diajak dan diberi sosialisasi untuk menangani sampah secara mandiri serta mengelola lingkungan perkotaan.
Upaya ini akhirnya tidak sia-sia. Kota Bogor kembali menyabet Anugerah Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk yang kedua secara berturut-turut. Yakni pada 2023 dan 2024, setelah terakhir kali Kota Bogor menerima Adipura pada 1995.
Baca juga: Piala Adipura diarak keliling Kota Bogor untuk edukasi dan sosialisasi kepada warga
Piala Adipura ini diberikan secara simbolis kepada Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto oleh Wakil Menteri LHK Alue Dohong di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta pada 5 Maret lalu.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan Adipura merupakan penghargaan kepada kota di Indonesia, yang berhasil dalam hal kebersihan, serta pengelolaan dalam lingkungan perkotaan.
Kota yang meraih Adipura juga membangun partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat, untuk berperan menyelaraskan pertumbuhan ekonomi hijau, fungsi sosial, dan fungsi ekologis.
Penilaian Adipura dilakukan berbasis sistem dan data, yang mewajibkan daerah untuk menyampaikan data pengelolaan sampah melalui sistem informasi pengelolaan sampah nasional.
Entitas yang dinilai dari kabupaten atau kota dibagi lima tingkatan klasifikasi, berdasarkan perumusan dokumen kebijakan dan strategi daerah dalam pengelolaan sampah.
Jadi, daerah yang berhak mendapatkan insentif berupa penghargaan Adipura ditentukan dengan hasil penilaian yang komprehensif dari data capaian kinerja pengelolaan sampah.
Penilaian juga dihasilkan melalui pemantauan fisik kota, dan penilaian kinerja di bidang pengelolaan sampah, penilaian kondisi operasional dari TPA, serta pembuatan inovasi yang dilaksanakan daerah dalam mewujudkan kota yang bersih teduh dan berkelanjutan.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menilai, Anugerah Adipura kedua yang diterima di masa kepemimpinannya ini merupakan penghargaan untuk kolaborasi yang selama ini terus dilakukan Pemerintah Kota Bogor bersama komunitas, warga, TNI-Polri, Forkopimda, sekolah-sekolah, kampus, dan pengusaha.
Selain Pasukan Kuning, Pemkot Bogor juga memiliki Pasukan Hijau besutan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim), yang bertugas menjaga keamanan dan kebersihan di taman kota, jalur hijau, dan memelihara ribuan pohon.
Ada juga Pasukan Oranye dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), yang bertugas untuk menyisir, mendata, dan memperbaiki jalan-jalan rusak di Kota Bogor.
Raihan Adipura ini menunjukkan bahwa sistem dan kultur akan kebersihan di Kota Bogor sudah makin matang. Melihat bagaimana masyarakat mulai turut berperan dalam pengelolaan penanganan sampah.
Baca juga: Kota Bogor meraih Anugerah Piala Adipura dari KLHK untuk kedua kali
Sebagai contoh, dalam upaya pengurangan sampah, masyarakat membentuk RT Mandiri yang dapat meminimalisasi sampah yang mereka buang.
Sampah-sampah itu dipilah oleh warga dengan dua bagian: sampah organik dan anorganik. Untuk mengolah sampah organik seperti sisa makanan dan potongan sayur, warga mulai membentuk lubang biopori yang bisa menghasilkan pupuk.
Adapun untuk sampah anorganik akan dikirim ke bank sampah wilayah masing-masing kemudian didaur ulang menjadi barang produktif.
Sejauh ini, sudah ada 35 RT yang mengklaim sebagai RT Mandiri karena sudah mampu mengelola sampahnya sendiri dari hulu ke hilir.
Bima mengapresiasi kerja keras aparat dinas, camat, lurah, RT, RW, hingga komunitas seperti Komunitas Peduli Ciliwung serta gerakan Bogorku Bersih yang setiap tahun membangun kolaborasi, dan memberikan inspirasi untuk menjaga kebersihan dari mulai tingkat RT/RW.
Setelah menerima piala Adipura secara simbolis, Bima membawanya menggunakan kereta rel listrik (KRL) dari Stasiun Duren Kalibata menuju Stasiun Bogor.
Dengan mengenakan kaus hitam bertuliskan Adipura Meunang Deui (Adipura Dapat Lagi), Bima disambut ratusan warga dan petugas kebersihan yang telah menunggunya di Alun-Alun Kota Bogor.
Setelah memberi sambutan di Alun-Alun, Bima bersama Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto, dan Kepala DLH Kota Bogor naik bak terbuka untuk melakukan pawai dan menunjukkan piala ini ke warga Kota Bogor.
Bukan hanya untuk selebrasi, pawai dan arak-arakan ini dilakukan untuk mengedukasi, sosialisasi, dan menyemangati warga agar terus menjaga kebersihan kota.
Piala itu dibawa keliling Kota Bogor, yang di sepanjang jalan, warga Kota Bogor menyambut dengan suka cita terutama anak-anak sekolah yang berbaris di sisi Jalan Ir. H. Juanda dan Jalan Otista.
Bima berharap warga yang sebelumnya tidak paham apa itu Anugerah Piala Adipura menjadi tahu serta menjadi kian bangga atas kebersihan Kota Bogor.
Baca juga: DPRD dan Pemkot Bogor rumuskan kebijakan tingkatkan kesejahteraan petugas kebersihan
Komitmen tingkatkan kesejahteraan
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto berkomitmen bersama Pemkot meningkatkan kesejahteraan petugas kebersihan.
Atang melihat petugas kebersihan menjadi garda terdepan dalam mengangkut sampah di permukiman, taman, gedung-gedung instansi, dan seluruh penjuru kota sehingga kota tidak lagi kumuh dan penghargaan Adipura kini layak didapatkan.
Peningkatan kesejahteraan itu bisa dilakukan dengan menyisihkan alokasi anggaran APBD, anggaran bantuan pemerintah Provinsi Jawa Barat, ataupun Pemerintah Pusat sekaligus mencari regulasi yang tepat menerapkannya.
Para petugas kebersihan, menurut dia, perlu disurvei kesejahteraan kemudian divalidasi apa yang para petugas kebersihan butuhkan dari opsi bentuk peningkatan kesejahteraan yang dirumuskan, agar mendapat porsi anggaran.
Melalui fungsi penganggaran, DPRD Kota Bogor secara inisiatif telah menyalurkan anggaran melalui APBD Kota Bogor untuk pengadaan sepeda motor sampah (mosam) yang disalurkan ke seluruh kelurahan yang ada.
Petugas penyapuan, Muslih (49 tahun), mengaku sudah 15 tahun bekerja menjadi Pasukan Kuning. Melihat Kota Bogor meraih piala Adipura untuk kedua kalinya, ia turut gembira.
Ia merasa suka dukanya menekuni pekerjaan membersihkan sudut-sudut Kota Bogor terbayar. Apalagi, pada tahun ke-15 pengabdiannya, ia dihadiahi sepeda motor listrik dari Bank BJB.
Muslih berharap Kota Bogor bisa terus mendapatkan piala Adipura, bahkan Adipura Kencana.