Menurut Asep, gelombang tinggi dan banjir rob tersebut terjadi sejak Senin sekitar pukul 18:00 WIB hingga puncaknya pada Selasa pukul 12:00 WIB.
Seratusan perahu yang ditambatkan di sekitar Pantai Ujunggenteng rusak berat, bahkan beberapa ada yang hancur hanya sebagian kecil saja yang terselamatkan.
Baca juga: Gelombang tinggi rusak sejumlah rumah dan warung di pesisir Sukabumi
Baca juga: Puluhan perahu nelayan di Sukabumi rusak dan hilang diterjang gelombang tinggi
Akibat kejadian ini, nelayan di Pantai Ujunggenteng tidak bisa melaut ditambah kondisi laut sedang tidak bersahabat seperti gelombang tinggi dan angin kencang.
"Kerugian yang dialami nelayan mencapai Rp3,6 miliar. Hingga saat ini kami masih melakukan pendataan terhadap jumlah perahu yang rusak, karena satu nelayan ada yang dua sampai delapan perahunya terdampak bencana tersebut," tambahnya.
Ia mengatakan tidak hanya perahu saja yang rusak tetapi sejumlah bedeng dan permukiman nelayan yang berada di pesisir pantai ikut terdampak.
Baca juga: Jenazah nelayan tenggelam dihantam gelombang tinggi berhasil ditemukan
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Ciracap, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi dan lembaga terkait lainnya.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan jumlah perahu nelayan yang rusak bertambah, karena masih ada di beberapa titik yang belum terdata dikarenakan kondisi gelombang masih tinggi sehingga sulit untuk menjangkau ke lokasi.
Perahu nelayan yang terdampak bencana banjir rob ini tersebar di beberapa lokasi seperti Pantai Kalapacondong, Ujunggenteng, Cibuaya sampai ke arah tempat pelelangan ikan (TPI).