Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Sebanyak 13 anggota delegasi dari Bulan Sabit Merah (BSM) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bangladesh belajar Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) ke Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta.
"Kegiatan ini untuk memperkuat kapasitas dan kerja sama internasional dalam penanganan wabah dan pandemi. Mereka tiba di Markas PMI Pusat pada Senin (4/3) dan akan belajar SBM selama lima hari ke depan," kata Sekretaris Jenderal PMI Pusat AM Fachir melalui sambungan telepon di Jakarta, Selasa.
Menurut Fachir, sejak 2019 hingga 2023, PMI telah melatih 1.649 relawan tentang SBM di 22 kabupaten dan kota. Mereka melakukan SBM dan membantu pemerintah mendeteksi serta pelaporan gejala penyakit serta melakukan respons pencegahan dini.
Baca juga: PMI Sukabumi berikan pelatihan dan edukasi ratusan pelajar PAUD tentang mitigasi bencana
Selain itu, PMI saat ini sudah memiliki relawan yang terlatih dan berpengalaman melakukan SBM. Tidak hanya membantu mendeteksi dan membuat laporan tentang tanda dan gejala penyakit, tapi relawan PMI juga melakukan respons pencegahan dini dengan melakukan penyuluhan kesehatan di masyarakat.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan BSM dan Kemenkes Bangladesh pada tiga hari pertama melakukan diskusi dan bertukar pengalaman tentang penerapan SBM bersama PMI dan Kemenkes Indonesia, termasuk bagaimana sistem SBM dimasukkan ke dalam program yang dikelola pemerintah.
Kemudian, di hari keempat, delegasi menuju Kota Bogor, Jawa Barat untuk melihat langsung pelaksanaan teknis SBM oleh relawan PMI Kota Bogor di Kelurahan Tanahbaru. SBM yang diterapkan relawan PMI sejak 2020, berhasil mendeteksi penyakit DBD dan TBC di masyarakat.
Baca juga: PMI latih sukarelawan Sibat pertolongan pertama di lokasi rawan bencana
Sementara itu, Sekjen BSM Bangladesh Kazi Shofiqul Azam mengatakan pihaknya bersama Pemerintah Bangladesh selama lima hari di Indonesia untuk mempelajari kegiatan SBM yang dilakukan PMI di sejumlah wilayah di Indonesia.
Selanjutnya, mempelajari pengalaman PMI dalam menerapkan SBM yang dapat mendeteksi dini penyakit, sehingga bisa melakukan pencegahan dini agar tidak terjadi kejadian luar biasa (KLB).
"PMI memiliki pengalaman yang luas dan sukses dalam menjalankan SBM dengan mencatat pelaporan gejala penyakit dan melakukan respons dini ke masyarakat. Kami ingin memperoleh wawasan tentang struktur, sistem, pendekatan serta bagaimana PMI bisa berkolaborasi dengan pemerintah untuk melaksanakan SBM secara berkelanjutan," tambahnya.
Baca juga: PMI Cianjur melayani fogging di enam titik selama sepekan tekan DBD
Pihaknya berharap dapat menguatkan teknis SBM sekaligus menunjukkan peran BSM Bangladesh bisa membantu pemerintah mencegah terjadinya KLB di negeri itu.
BSM dan Kemenkes Bangladesh belajar surveilans berbasis masyarakat ke PMI
Rabu, 6 Maret 2024 6:39 WIB