Karawang (ANTARA) - Peternak di Karawang, Jawa Barat, yang dombanya mati diterkam hewan buas diduga macan tutul yang turun dari pegunungan Sanggabuana, khawatir terjadi perburuan terhadap macan.
"Kalau terjadi perburuan, khawatir macan tutul di pegunungan Sanggabuana musnah," kata Muchtar, seorang peternak yang dombanya diterkam macan tutul, di Karawang, Sabtu.
Warga Kampung Cipaga, Desa Warga Setra, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, itu mengatakan pada awalnya memang tidak menginformasikan kejadian dombanya yang diterkam macan, karena khawatir terjadi perburuan oleh warga terhadap macan yang memangsa ternaknya.
Namun ternyata peristiwa tersebut menyebar dari mulut ke mulut, hingga menjadi perhatian aparat TNI yang bermarkas di Sanggabuana.
Pihak TNI memasang camera trap untuk memastikan jenis binatang buas yang ada di Gunung Sanggabuana yang meresahkan warga.
“Saya takut nanti kalau ramai justru macannya yang diburu. Saya ikhlas domba dimangsa, mungkin macannya lapar. Tapi kalau domba hilang dibawa maling pasti saya kejar sampai dapat,” katanya.
Muchtar menceritakan beberapa waktu lalu sejumlah hewan ternak domba miliknya mati diterkam oleh hewan buas diduga macan tutul yang turun dari pegunungan Sanggabuana, Karawang.
Kejadian bermula saat Muchtar terjaga saat malam untuk mengecek air. Sekitar pukul satu dini hari ia masih melihat dombanya ada. Ia pun kembali tidur di dalam vila, tempat kerjanya.
“Sekitar jam 3 dini hari ada suara mengeram begitu kaya macan, saya tidak berani keluar. Habis sholat Subuh, sekitar jam 5 saya lihat domba sudah pada mati,” kata Muchtar yang selain peternak, juga bekerja sebagai penjaga vila.
Saat dilihat kondisi domba sudah mati dalam kondisi ada bekas luka gigitan taring dan seluruh jeroannya telah hilang. Sementara satu domba lainnya hilang diduga dibawa masuk ke hutan oleh macan.
Meski mengikhlaskan domba miliknya dimangsa macan, tapi kini Muchtar bingung, karena tidak punya uang untuk membeli domba lagi. Sebab uangnya sudah habis untuk membiayai anaknya kuliah di kebidanan hingga masuk kerja di rumah sakit di Jepang.
Sementara itu, beberapa hari lalu Muchtar ditemui oleh politisi Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, di sebuah vila di kaki gunung yang merupakan tempat kerjanya Muchtar.
Dalam pertemuan itu, Muchtar menceritakan kalau mulanya hanya memiliki satu domba, kemudian terus beranak. Dari situ ia bisa membiayai kuliah anaknya menjadi seorang bidan.
Dedi kemudian memutuskan untuk membantu Muchtar membeli domba kembali, untuk selanjutnya diternak. Dedi memberikan sejumlah uang kepada Muchtar untuk modal beternak domba.
“Bapak orang soleh, jujur sampai bisa membiayai anak kerja ke Jepang. Mengikhlaskan domba dimakan macan,” kata Dedi yang disambut tangis dan peluk Muchtar saat menerima modal tersebut.
Dedi berharap agar pihak kementerian menindaklanjuti hal tersebut, agar tidak terjadi konflik antara masyarakat dan penghuni hutan.
Ia ingin anggaran kementerian digunakan untuk menyelesaikan masalah tidak hanya di Sanggabuana tapi di berbagai tempat lain.
“Setiap orang punya kehidupan, hewan juga punya kehidupan, kesalahan kita adalah kita masuk ke kehidupan mereka sehingga mereka tidak bisa bertahan di habitatnya," kata Dedi.
Peternak, yang dombanya mati diterkam macan, khawatir ada perburuan
Sabtu, 30 September 2023 16:02 WIB