Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) memberikan pendampingan Kampoeng Dolanan Nusantara di Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang merupakan salah satu komunitas adat yang berhasil mengumpulkan kembali seni dan tradisi masa lalu.
Kepala Makara Art Center (MAC) UI Dr Ngatawi Al-Zastrouw di Kampus UI Depok, Selasa, mengatakan upaya pendampingan pada komunitas adat perlu dilakukan karena saat ini seni dan budaya daerah masih menjadi “benda langka”.
Padahal, menurut dia, jika dimanfaatkan dengan baik, kesenian dapat menjadi media edukasi bagi masyarakat, bahkan menjadi “produk komersil” yang mampu membangkitkan perekonomian masyarakat.
Dalam pendampingan yang dilakukan, Tim MAC UI mendatangkan beberapa narasumber untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang bagaimana mengelola event agar seni lokal dapat dikenal dan dinikmati oleh masyarakat internasional.
Baca juga: UI dampingi 15 UMKM di Jabodetabek membuat laporan keuangan
Al-Zastrouw mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat turut serta dalam melestarikan kebudayaan Nusantara.
"Budaya dan kesenian adalah akar dari bangsa dan masyarakat. Sebagaimana sebuah pohon, jika akarnya tercerabut, tentu pohon itu akan tumbang saat luapan air datang. Hal ini sama dengan bangsa kita," katanya.
"Jika kesenian dan tradisi budaya kita lepas, identitas bangsa kita akan ikut hilang digerus budaya asing yang masuk. Oleh karena itu, mari kita kuatkan dan kokohkan akar kesenian kita, agar anak cucu kita tetap bisa mempertahankan identitas bangsa kita," kata Al-Zastrouw.
Yusuf Muji Raharjo, pelaku seni yang menjadi narasumber, mengatakan bahwa agar dikenal oleh masyarakat internasional, kesenian harus di-branding dengan tepat.
Baca juga: FIA UI berikan pendampingan Depok terkait retribusi Persetujuan Bangunan Gedung
"Misalnya, untuk penamaan Kampoeng Dolanan Nusantara, itu terlalu luas dan tidak mudah dikenal orang. Kita harus memahami apa yang dikenal oleh masyarakat dunia tentang Indonesia. Para wisatawan asing lebih mengenal Bali dan Borobudur daripada Indonesia dan Magelang," katanya.
Oleh karena itu, kata Nusantara dalam penamaan komunitas seni ini akan lebih baik jika diganti dengan Borobudur karena masyarakat dunia dapat langsung memahami asal kesenian tersebut.
Ia juga mengimbau masyarakat agar dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan permainan tradisional yang ada di Magelang.
"Jangan hanya memposting foto-foto permainan tradisional, tetapi kita juga harus menunjukkan bagaimana cara memainkannya. Dengan menampilkan video tutorial dan video testimoni, orang tentu akan lebih tertarik datang ke sini untuk mencoba pengalaman bermain permainan tradisional," kata Yusuf .
Baca juga: Vokasi UI berikan pendampingan bisnis bagi BUMDes di Wonosobo
Selain memberikan pemahaman tentang pentingnya melakukan branding dan promosi, salah seorang narasumber yang juga merupakan pelaku seni, Reno Sarah, memberi edukasi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan sebuah event.
MAC UI dan Kampoeng Dolanan Nusantara bekerja sama dengan berbagai mitra seperti Channel Z Indonesia, Akar Insula, Ki Sodong Rumah Budaya, dan BLK Kesenian Cokrokertopati Borobudur mengadakan pesta rakyat.
Pesta rakyat ini menampilkan berbagai kesenian daerah, antara lain Kesenian Rakyat Kubro Siswo Tsani Siswo, Kesenian Jaran Kepang Krida Budaya, Kesenian Gejul Bocah Sanggar Wonosari, Kesenian Gejog Lesung Nglasar Ati, dan Kesenian Musik Angklung.
UI beri pendampingan Kampoeng Dolanan Nusantara di Magelang
Selasa, 19 September 2023 20:25 WIB