Ambon (ANTARA) - Sebanyak 80 pemuda Negeri Mamala, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah terlibat menjadi peserta atraksi pukul sapu lidi di Mamala.
Ketua panitia, Nawawi Lestaluhu mengatakan, atraksi ini menjadi tradisi tahunan Negeri Mamala yang digelar sudah secara turun-temurun.
“Ini adalah tradisi tahunan kita yang sudah dijalankan sejak turun-temurun. Kali ini, diikuti 80 pemuda,” kata Lestaluhu usai atraksi, di Ambon, Sabtu.
Ia berhadap, tradisi ini dapat menjadi perhatian serius dari pemerintah untuk dipromosikan hingga ke mancanegara.
Sementara itu, salah satu peserta terlibat atraksi pukul sapu lidi, Gibran Nugraha Malawat yang baru pertama kali terlibat, ini mengaku pukul sapu lidi yang dipukul lawan mainnya ini terasa sangat sakit.
Saat atraksi dimulai, ia mengaku cukup menahan sakit saat dipukul dengan sapu lidi oleh lawan mainnya.
“Rasanya sakit, sangat perih,” kata Gibran.
Berdasarkan pantauan, warga sudah mulai memadati lokasi atraksi sejak pukul 14.00 WIT. Meski terpapar sinar matahari langsung, namun warga tetap semangat menantikan atraksi dimulai. Atraksi pun berjalan lancar hingga selesai.
Tradisi pukul sapu lidi ini digelar setiap 7 Syawal atau 7 hari setelah lebaran Idul Fitri dikarenakan masyarakat Mamala pada umumnya setelah satu syawal, melanjutkan puasa sunnah hingga enam hari syawal.