Manado (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM berharap masyarakat tetap mewaspadai potensi awan panas guguran Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat roboh bersamaan dengan keluarnya lava. Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor," ujar Kepala Badan Geologi, Sugeng Mujiyanto dalam rilis yang dibagikan Pos Gunung Api Karangetang dalam grup percakapan di Manado, Kamis.
Dari hasil evaluasi PVMBG, erupsi efusif Gunung Karangetang menunjukkan penurunan, leleran lava dan guguran lava tidak teramati.
Baca juga: Gunung Karangetang Sulut catat empat kali terjadi awan panas guguran
Baca juga: BNPB sebut 77 jiwa dievakuasi akibat erupsi Gunung Karangetang
Sementara dari seismisitas jenis gempa guguran yang merupakan indikasi terjadinya erupsi efusif (lava meluncur) sudah menurun, bahkan sejak tanggal 6 April 2023 gempa guguran tidak terekam.
Sedangkan dilihat dari aktivitas tersebut kemungkinan suplai magma telah berkurang atau energi dorongan kurang kuat, sehingga lava tidak dapat keluar, sedangkan gempa fase banyak mulai meningkat.
PVMBG berharap warga waspadai potensi awan panas guguran Gunung Karangetang
Kamis, 27 April 2023 10:11 WIB
Kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat roboh bersamaan dengan keluarnya lava.