Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia bersama dengan Pemerintah Malaysia, Singapura, dan Jepang menghadiri pertemuan membahas keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura, berlangsung di Singapura, Rabu (26/4) hingga Kamis (27/4).
Pertemuan 3rd Extraordinary Session of Implementation Committee Meeting on the Joint Hydrographic Survey of the Straits of Malacca and Singapore yang diselenggarakan oleh Malacca Straits Council (MSC) terkait dengan implementasi peningkatan keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura, merupakan hasil kerja sama antara Indonesia, Malaysia, Singapura, Jepang, dan MSC di bawah mekanisme Pasal 43 UNCLOS.
Delegasi Indonesia terdiri atas perwakilan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kemenhub dan Pushidrosal dipimpin oleh Kasubdit Perambuan dan Perbengkelan Direktorat Kenavigasian Ditjen Hubla Yudhonur Setyaji P.
Yudho mengatakan salah satu agenda penting pertemuan tersebutadalah rencana pelaksanaan ASEAN Hydrographic Survey Workshop yang rencananya akan dilaksanakan pada September 2023 di Jakarta dan akan dihadiri langsung oleh Menteri Perhubungan.
Kegiatan yang diinisiasi pada pertemuan Tripartite Technical Expert Group (TTEG) ke-39 di Langkawi, Malaysia 2014 lalu itu dibagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama, pelaksanaan survei hidrografi di lima area kritis di Selat Malaka dan Selat Singapura dan telah berhasil dilaksanakan pada 2015. Thap kedua survei hidrografi di sepanjang skema pemisahan lalu lintas di laut (TSS) yang memiliki kedalaman kurang dari 30 meter. Tahap kedua dilaksanakan mulai 2017 hingga 2020 yang kemudian diperpanjang hingga 2023 karena pandemi COVID-19.
Baca juga: Solusi keselamatan pelayaran di Selat Malaka dari Laksda Hutabarat
Indonesia bahas pelayaran di Selat Malaka dan Singapura
Kamis, 27 April 2023 9:57 WIB