Bekasi (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan kajian ulang terhadap wacana penerapan program "full day school" atau sehari penuh di sekolah.
"Butuh kajian matang mengenai wacana penerapan sistem sekolah sehari penuh karena pertimbangan stamina dan psikologis pengajar maupun siswa," kata Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, tidak seluruh sekolah di wilayahnya sanggup mengimplementasikan kebijakan itu, sehingga perlu dilakukan servei terhadap kemampuan sekolah.
"Bagi sekolah yang dapat menyesuaikan kebijakan itu, silahkan saja. Inikan karena digeneralisir, sebab ada sekolah yang tidak siap. Itu yang jadi masalah," katanya.
Menurut dia, Kemendikbud perlu mengkaji ulang kebijakan itu secara matang terkait dengan kesiapan sarana dan prasarananya.
"Mungkin kalau sekolah swasta sudah ada sebagian yang menerapkan full day school, itu karena kebanyakan orang tua mereka adalah para pegawai yang menitipkan anaknya di sekolah tersebut agar aman," katanya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Ali Fauzi mengaku belum siap untuk menerapkan gagasan tersebut di sekolah negeri Kota Bekasi.
"Kita harus melihat secara utuh, baik itu fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dari itu semua nampaknya Kota Bekasi belum memenuhi kesiapan gagasan yang dilakukan Mendikbud," katanya.
Namun bila kebijakan itu tetap dipaksakan, kata dia, pihaknya akan menerapkan aturan itu secara bertahap di sekolah negeri.
"Sekolah Negeri belum bisa, karena belajarnya saja masih dua shift, apalagi guru itu jam kerjanya 37,5 jam per minggu. Artinya guru masuk pada pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB setiap harinya," katanya.
Bekasi Dorong "Full Day School" Dikaji Ulang
Jumat, 12 Agustus 2016 22:28 WIB
Butuh kajian matang mengenai wacana penerapan sistem sekolah sehari penuh karena pertimbangan stamina dan psikologis pengajar maupun siswa.