Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memanfaatkan lahan fasilitas sosial dan fasilitas umum atau fasos serta fasum untuk membangun taman tematik di sejumlah wilayah kecamatan daerah itu.
"Kami memanfaatkan lahan fasos dan fasum untuk kepentingan masyarakat yakni pembangunan taman tematik sesuai fungsi," kata Kepala Bidang Prasarana Sarana Utilitas pada Disperkimtan Kabupaten Bekasi Bardi di Cikarang, Sabtu.
Dia mengatakan pembangunan taman di lahan fasos dan fasum itu memerlukan lahan yang tidak terlalu luas, minimal 120 meter setiap satu taman mencakup arena edukasi dan permainan anak serta tanaman penghijauan.
Baca juga: Ruang terbuka hijau di Bekasi bertambah
Baca juga: Bekasi sulap lahan kosong jadi destinasi wisata ramah anak
Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Bekasi mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,2 miliar untuk pembangunan 11 taman tematik tahun ini. Belasan taman itu dibangun di sejumlah kecamatan.
"Syarat utama khususnya bagi lahan milik swasta yaitu lahan fasos dan fasum yang dibangun taman sudah menjadi milik pemerintah daerah melalui serah terima," katanya.
Bardi menyatakan pembangunan taman tematik ini juga dalam rangka mendukung sejumlah program yang telah dicanangkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi.
Seperti gagasan program kampung tangguh sebagai upaya pencegahan bencana sekaligus pemberdayaan masyarakat melalui penanaman pangan produktif, peningkatan peranan wanita menuju keluarga sehat sejahtera (PW2KSS), hingga menekan angka penyakit tumbuh kembang anak.
Baca juga: Bekasi kembangkan destinasi wisata swafoto 'Taman Pelangi'
Ia mencontohkan taman di Kecamatan Cibitung yang dibangun untuk mendukung program PW2KSS, serta taman di Kecamatan Setu, Sukatani, dan Tarumajaya sebagai fasilitas pendukung program kampung tangguh.
"Jadi bukan hanya sekedar taman melainkan juga ada drainase, jalan lingkungan, dan tanaman produktif. Sehingga selain fasilitas anak juga sekaligus upaya pencegahan banjir dan rawan pangan," kata Bardi.