Bandarlampung (Antara Megsapolitan) - Koordinator Aliansi Pers Mahasiwa (APM) Lampung yang baru Imam Gunawan mengingatkan bahwa pers mahasiswa bukanlah juru bicara atau petugas hubungan masyarakat kampus, sehingga harus menjadi wadah bagi mahasiswa dalam menyampaikan dan menyuarakan aspirasi.
Imam yang juga mahasiswa semester delapan Jurusan Sosiologi Universitas Lampung (Unila) itu menyatakan hal itu saat serah terima tugas dari Koordinator APM Lampung di Bandarlampung, Senin.
Imam berharap kepengurusan baru APM Lampung semakin aktif menjadi wadah silaturahmi, koordinasi dan mendorong setiap lembaga pers mahasiswa (LPM) yang tergabung untuk aktif berkarya.
Koordinator APM sebelumnya Tranggana Nata berharap setiap lembaga pers mahasiswa (LPM) agar bisa membantu kepengurusan yang baru dan menjadi lebih baik lagi.
APM Lampung berdiri sejak 2009 dan hingga kini sudah berganti enam koordinator telah melaksanakan kegiatan internal, juga aktif melaksanan bakti sosial dan kegiatan lain yang berkaitan dengan jurnalistik.
Secara bersamaan digelar gathering persma dihadiri pengurus persma berasal dari Teknokra Unila, Natural FMIPA Unila, LPM Republica Fisip Unila, LPM Raden Intan IAIN Raden Intan, UKPM Kronika STAIN Jurai Siwo Metro, LPM Permadani Kakultas Komunikasi dan Dakwah IAIN Raden intan.
Selain itu LPM Lighteen Poltekes Tanjung Karang, LPM Sukma Polinela, LPM Cahaya UML, dan LPM Karintas STIE Gentiaras.
Selain LPM tersebut, terdapat pula pers mahasiswa yang tergabung dalam APM Lampung namun tidak menghadiri kegiatan ini, yakni LPM Cremona FT Unila, LPM Permata Umitra, LPM Rotasi UBL, LPM Pilar FEB Unila, LPM Infus FK Malahayati, dan LPM Al-Azka Fakultas Syariah IAIN Raden Intan.
Kegiatan bertujuan untuk mengukuhkan kepengurusan baru dan mengakrabkan persma yang tergabung dalam APM Lampung ini dipersiapkan kurang dari satu minggu.
Meskipun ada kendala yang dihadapi dalam persiapannya kegiatan ini sukses menghadirkan 80 kru persma Lampung dan beberapa jurnalis profesional di daerah ini dulu pernah aktif di organisasi ini.
"Saya sangat senang dan terkejut, karena jumlah pesertanya tidak terduga, mencapai lebih dari 50 orang. Saya sangat berterima kasih kepada setiap LPM atas kehadirannya," ujar Nicolaus (LPM Karintas) Ketua Pelaksana kegiatan itu pula.
Padli Ramdan selaku Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung juga mengapresiasi mereka.
Menurutnya, selama ini hubungan AJI dengan APM Lampung juga dekat, dan mudah-mudahan bisa saling terus melakukan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.
Dia juga mengingatkan menjadi jurnalis kampus jangan takut untuk bersikap kritis dalam sesuatu hal. Karena AJI, PFI, IJTI, dan organisasi profesi wartawan lain yang ada di Lampung akan selalu mendukung pers mahasiswa
Lampung.
Dia menegaskan bahwa sejarah membuktikan pada era rezim Soeharto ketika kebebasan berpikir dan berpendapat dibungkam, tidak ada yang berani mengkritik selain pers kampus. Ketika itu hanya persma tiap universitas yang berani mengkritik pemerintahan yang sedang berkuasa.
Padli menyatakan, dengan mengikuti kegiatan bidang jurnalistik, maka inilah sebuah batu loncatan agar bisa terjun kedalam pers umum. Mahasiswa itu idealis tidak pragmatis," ujarnya lagi. (Ant).
Pers Mahasiswa Bukan Humas Kampus
Senin, 23 Mei 2016 7:09 WIB
Mahasiswa itu idealis tidak pragmatis.