Disperindag Kota Bogor Telusuri Kelangkaan Elpiji

Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat, menerima laporan dari masyarakat di Kecamatan Bogor Timur tentang kelangkaan elpiji bersubsidi 3 kg sejak Senin (25/4).

"Kami sedang menelusuri penyebab kelangkaan, kami akan berkoordinasi dengan Hiswana Migas mencari tahu apa penyebabnya," kata Kepala Bagian Pedagangan Disperindag Kota Bogor Mangahit Sinaga saat dihubungi Antara di Bogor, Selasa.

Ia mengatakan pihaknya menerima pesan singkat pengaduan warga terkait kelangkaan elpiji 3 kg di Kecamatan Bogor Timur. Warga mengeluhkan sejak kemarin sulit mendapatkan gas bersubsidi baik di pengecer maupun pangkalan.

Kelangkaan terjadi di tiga kelurahan yakni Kelurahan Muarasari, Kelurahan Harjasari dan Kelurahan Sindang Sari.

"Kelangkaan baru terjadi kemarin dan hari ini, hanya terjadi di wilayah Kecamatan Bogor Timur, di kecamatan lain belum ada laporan," katanya.

Menurut Sinaga, untuk mengantisipasi kenaikan harga, pihaknya telah menelpon para agen yang memasok gas elpiji ke wilayah Bogor Timur agar tidak menaikkan harga karena adanya kelangkaan tersebut.

"Kami sudah menelpon agen di wilayah Bogor Timur, meminta mereka bergerak jangan sampai terjadi kenaikan harga," katanya.

Ia mengatakan, elpiji 3kg merupakan produk bersubsidi yang diawasi pergerakannya. Sehingga agen, pangkalan maupun pengecer tidak bisa sembarangan menaikkan harga apabila terjadi kelangkaan.

Kebutuhan elpiji 3 kg di Kota Bogor sebesar 650 ribu tabung per minggu. Gas subsidi tersebut disalurkan ke 13 agen, 250 pangkalan dan 2.500 pengecer yang ada di seluruh wilayah tersebut.

"Laporan yang kami terima distribusi gas lancar tidak ada hambatan," katanya.

Untuk memastikan tidak terjadi kelangkaan dan kenaikan gas, Disperindag telah berkoordinasi dengan Hiswana Migas untuk melakukan pendambahan dropping elpiji 3 kg ke wilayah Bogor Timur.

"Kami sudah menerima laporan akan ada penambahan dropping sebanyak 250 tabung, dan nanti akan dilihat apakah perlu penambahan lagi atau tidak," kata Sinaga.

Sinaga menambahkan, penyebab kelangkaan bisa terjadi karena pemakaian yang berlebihan di satu wilayah, bisa dikarenakan ada pesta, atau hajatan massal yang dilakukan masyarakat sekitar.