Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Indonesia menekan potensi terjadinya radikalisme dan terorisme melalui festival musik bertajuk aksi musik anak bangsa "Asik Bang" di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa malam.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Drs H. Akhmad Nurwakhid di Sidoarjo Selasa mengatakan dengan musik mampu menurunkan indeks potensi radikalisme.
"Tahun 2019 indeks potensi radikalisme mencapai 38,4 persen menjadi 12,2 persen dan di tahun 2022 semoga bisa turun menjadi 5 persen," ujarnya di sela kegiatan tersebut.
Baca juga: Boy Rafli Amar: Dakwah seharusnya serukan kebaikan bukan memecah belah persatuan
Baca juga: Kesan Kepala BNPT usai nobar Film Sayap Sayap Patah
Baca juga: Boy Rafli Amar: Dakwah seharusnya serukan kebaikan bukan memecah belah persatuan
Baca juga: Kesan Kepala BNPT usai nobar Film Sayap Sayap Patah
Ia mengatakan, musik tersebut masuk dalam salah satu pendekatan pencegahan radikalisme dan terorisme melalui kebijakan pentahelik.
"Pendekatan pentahelik melibatkan multipihak dari pemerintah, akademika, dari media, pengusaha dan juga dari komunitas maupun organisasi kemasyarakatan baik itu keagamaan dan pegiat seni budaya," ujarnya.
Ia mengatakan, pendekatan dengan musik dan budaya dilakukan karena radikalisme dan terorisme yang selama ini menjiwai teroris memiliki karakter antiseni, antibudaya serta kearifan lokal.
Baca juga: BNPT komitmen cegah dan lindungi bangsa dari radikalisme dan terorisme