Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) RPH Terpadu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor Didong Suherbi di Kota Bogor, Selasa, mengatakan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak telah terkendali.
Ia menyebutkan jumlah sapi yang terkena wabah PMK dari 54 ekor menjadi 33 ekor dalam waktu satu pekan terakhir setelah penanganan kesehatan dan karantina ketat sedangkan 12 kambing yang juga terkena PMK telah sembuh.
Dari target ketersediaan masing-masing 1.500 ekor sapi dan kambing menjelang Idul Adha, saat ini baru terkumpul 488 sapi dan 150 kambing.
Sementara, kata Didong, Idul Adha 1443 Hijriah yang jatuh pada 9 Juli 2022 semakin dekat.
Para pedagang hewan ternak sapi dan kambing di sekitar RPH pun telah mendapat edukasi mengenai pencegahan PMK, pengetatan kriteria distribusi sapi hidup dan penanganan penyakit itu.
Selain itu, DKPP tetap menyediakan obat-obatan, vitamin bagi sapi dan penyemprotan di area kandangnya.
"Tetap kami sediakan, meski nanti karantina sudah selesai. Sudah ada pengalaman penanganan juga, dan sampaikan ke masyarakat jangan khawatir, daging sapi tetap aman untuk dikonsumsi," katanya.
Meskipun demikian, kata Didong, masih ada risiko yang dirisaukan pedagang mengenai pengiriman sapi dari daerah asal ke Kota Bogor. Pengalaman sebelumnya, tujuh sapi yang didatangkan dari Jawa Timur juga diketahui dalam kondisi sehat, namun ternyata terkena PMK setelah sampai di Kota Bogor.
Para pedagang pun kini bertekad akan memahami risiko kerugian hewan ternaknya terkena PMK dan harus menjalani karantina.
"Mereka bilang, siap menanggung. Jadi silakan saja mendatangkan sapi dan kambing, pemerintah akan membantu pemantauan kesehatannya," ujarnya.