Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, mengampanyekan stop penggunaan plastik dengan mengajak masyarakat untuk menggunakan tas belanja pakai ulang, dalam rangka mengurangi jumlah sampah plastik yang sulit terurai.
"Dari 535 ton tumpukan sampah di Kota Bogor, 75 persen adalah sampah organik, sisanya 10 persen sampah plastik yang tidak bisa diurai. Jika dibiarkan, Bogor akan menjadi kota sampah," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang dipusatkan di Taman Ekspresi, Minggu.
Ia mengatakan untuk mengurangi sampah plastik, mulai hari ini Kota Bogor akan melakukan uji coba penerapan plastik berbayar di sejumlah ritel mulai dari toserba hingga swalayan.
"Kalau berbelanja di swalayan ataupun toserba, diberi dua pilihan, mau menggunakan plastik tapi berbayar, atau menggunakan tas belanja pakai ulang yang dibawa sendiri, bisa juga dibeli langsung di masing-masing ritel," kata Bima.
Dikatakannya, harga plastik berbayar ditetapkan sebesar Rp200, uang tersebut akan dikelola oleh masing-masing ritel untuk program pertanggungjawaban sosial (CSR) dalam bidang lingkungan hidup.
"Sudah disepakati bersama Aprindo harga plastik berbayar hanya Rp200, dan ini berlaku di 23 kota yang berkomitmen dalam menerapkan plastik berbayar," katanya.
Selain menerapkan plastik berbayar, lanjut Bima, upaya pengurangan sampah plastik juga akan diterapkan di lingkungan Pemerintah Kota Bogor dengan mengurangi penggunaan air mineral botol.
"Saya juga menginstruksikan setiap rapat, tidak lagi menggunakan air kemasan, tetapi setiap pegawai baik dinas ataupun tidak, wajib membawa botol minum sendiri, dan tas belanja sendiri," katanya.
Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bogor Lilis Sukartini menyebutkan Bogor bersama 22 kota di Indonesia sepakat untuk menerapkan plastik bebayar, tahap uji coba dimulai 21 Februari hingga tiga bulan mendatang.
"Ini masih tahap uji coba, kita sudah menerbitkan surat edaran untuk menerapkan uji coba ini. Sembari itu, kita akan susun payung hukum agar kebijakan ini bisa permanen mendorong pengurangan kantong plastik secara masif," katanya.
Kampanye stop penggunaan sampah plastik belangsung meriah, melibatkan ratusan anggota Pramuka dan murid sekolah dasar yang mengawali kegiatan dengan bersepeda bersama sambil mengumpulkan sampah-sampah yang berserahkan di jalan.
Setelah itu, ada pertunjukan fashion show cilik yang menggunakan pakaian dari plastik daur ulang, serta pelatihan daur ulang sampah.
Wali Kota Bogor juga meninjau penerapan plastik berbayar di sejumlah swalayan, salah satunya Alfamart dan Super Indo. Bima membeli sejumlah kebutuhan rumah seperti beras, minyak, kecap dan minyak rambut, menggunakan tas belanja pakai ulang yang tersedia.
"Alfamart di bawah naungan Aprindo mendukung program pemerintah salah satunya mengurangi sampah plastik. Kami menyosialisasikan kepada konsumen kami untuk berbelanja menggunakan tas pakai ulang, atau membawa tas belanja sendiri dari rumah, jika tidak plastik yang digunakan akan dikenakan biaya sebesar Rp200," kata Jamaluddin, Manajer Pemasaran Alfamart Bogor.
Pemkot Bogor Kampanyekan Stop Penggunaan Plastik
Minggu, 21 Februari 2016 17:20 WIB
Dari 535 ton tumpukan sampah di Kota Bogor, 75 persen adalah sampah organik, sisanya 10 persen sampah plastik yang tidak bisa diurai. Jika dibiarkan, Bogor akan menjadi kota sampah.