Purwakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta Kementerian Pertanian segera menangani wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak agar tidak makin meluas.
“Ini ada problem besar tetapi dianggap kecil,” kata Dedi dalam keterangannya yang diterima di Purwakarta, Rabu.
Ia menyayangkan sikap Kementan yang belum terlalu serius mengatasi wabah PMK itu, padahal saat ini jumlah hewan ternak yang mati diduga akibat PMK saat ini terus bertambah dan meluas ke berbagai daerah di Indonesia.
Menurut dia, langkah pertama yang seharusnya dilakukan Kementan adalah memusnahkan hewan yang telah terkena PMK agar tidak menular ke yang lain. Selanjutnya hewan tersebut diganti oleh Kementan.
Jika harus menunggu vaksin, hal tersebut akan lama. Sementara tidak semua orang adalah peternak besar yang bisa mengasuransikan hewan ternaknya. Banyak peternak yang hanya memiliki satu hingga empat ekor dan itu disiapkan untuk kebutuhan Idul Adha.
“Seharusnya negara merumuskan kebijakan awal dulu untuk memusnahkan dan mengganti, kemudian mengoordinasikan ke seluruh gubernur panggil seluruh wali kota/bupati sampaikan bahwa ada ancaman pada rakyat kita,” kata dia.
Dedi pun yakin untuk menangani hal tersebut Kementan tidak memiliki data sebaran dokter hewan di daerah. Padahal dokter tersebut bisa sangat membantu ternak di daerah yang terkena PMK.
“Saya setiap hari bertemu dengan peternak, tidak ada mereka pengetahuan soal PMK. Saya pastikan tidak ada dokter hewan yang ke kandang, tidak ada disinfektan ke kandang, tidak ada suntik vitamin, kalaupun ada itu sampel. Turun instruksi, datang tiga orang, foto selfie kemudian balik lagi. Ini problem,” ujar Dedi.
Dedi berharap penanganan PMK sama dengan COVID-19. Sebab kedua virus tersebut sama-sama memiliki dampak kematian dan menimbulkan kemiskinan pada masyarakat khususnya petani dan peternak.
“Ini yang harus menjadi perhatian ada langkah konkret jangka pendek apa yang mau dilakukan sambil nunggu vaksin. Jangan sampai vaksin ada, sapi sudah tidak ada,” kata dia.
Terakhir Dedi pun meminta Kementan jujur soal wabah PMK yang tiba-tiba menyebar di Indonesia. Kementan seharusnya bisa menjelaskan kepada masyarakat asal usul wabah tersebut.
“Saya curiga ini virus ada hubungannya dengan impor daging dari negara yang sudah terpapar kemudian dikirim ke sini, harus diumumkan siapa yang impornya. Publik harus mengerti,” kata dia.
Kementan belum serius tangani wabah PMK, kata anggota DPR
Rabu, 8 Juni 2022 21:53 WIB