"Kampanye ini melibatkan pelaku usaha pariwisata dan pelancong untuk sadar lingkungan. Tujuannya untuk mempercepat transportasi rendah karbon, memperluas energi terbarukan, dan mempromosikan pariwisata berkelanjutan,” kata Perwakilan "KemBALI Becik" dari Kopernik Saraswati Ratnanggana saat konferensi pers di Badung, Bali, Jumat (8/4) malam.
Saraswati mengatakan, "KemBALI Becik" adalah kampanye kolaboratif antara pemerintah, masyarakat sipil, desa adat. dan bisnis berbasis di Bali, yang mendorong pariwisata berkelanjutan, energi bersih dan terbarukan, serta transportasi rendah karbon.
"KemBALI Becik" membawa misi untuk mengembalikan ekonomi Bali dengan pariwisata berkelanjutan. Makna dari "KemBALI Becik" yaitu “Kembali” dalam Bahasa Indonesia berarti “kembali” dan “becik” dalam Bahasa Bali berarti “baik”.
Baca juga: Turis Asing Tanam Terumbu Karang
Masyarakat Bali dalam survei yang dilakukan oleh Universitas Udayana mendukung bentuk-bentuk pariwisata yang lebih ramah lingkungan dan berbasis alam.
Baca juga: Turis Asing Tanam Terumbu Karang
Masyarakat Bali dalam survei yang dilakukan oleh Universitas Udayana mendukung bentuk-bentuk pariwisata yang lebih ramah lingkungan dan berbasis alam.
Pariwisata berkelanjutan juga dinilai akan lebih dapat bertahan. Pada pandemi COVID-19, sekitar 85 persen masyarakat di Bali Selatan mengalami penurunan pendapatan karena menurunnya sektor pariwisata.
Pariwisata yang ramah lingkungan ini juga didukung karena sejalan dengan nilai-nilai masyarakat Hindu Bali yaitu Tri Hita Karana, yang mana salah satunya adalah menjaga hubungan dengan alam.
Peluncuran program yang berlangsung di Desa Potato Head, Petitenget, Badung, Bali, diharapkan membangun kesadaran di masyarakat pelaku pariwisata dan masyarakat pada umumnya untuk pemulihan hijau bersamaan dengan bangkitnya pariwisata Bali.
Selain itu, Kabid Keterpaduan Moda Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Kadek Mudarta menyatakan "KemBALI Becik" memiliki agenda yang sejalan dengan Pemerintah Provinsi Bali.
“Kami menyambut baik karena pemerintah tentu saja tidak bisa berjalan sendiri, maka dukungan dan kerja kolaboratif dari berbagai pihak sangat diperlukan,” kata Kadek Mudarta.
Bentuk dukungan juga datang dari pelaku bisnis Skutis Coorperation Henry Jurgens yang menyatakan siap membantu Bali dalam mewujudkan pulau yang bebas karbon melalui teknologi energi terbarukan.