Jakarta (Antara Megapolitan) - Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso menyatakan pihaknya melakukan program pertukaran intelijen dengan Australia dalam upaya mencegah aksi terorisme di Indonesia.
"Saya sudah ke Australia beberapa waktu lalu dan menyepakati kerja sama itu (pertukaran intelijen) untuk mencegah aksi terorisme karena ini musuh kita bersama," kata Sutiyoso di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin.
Hal tersebut, ia katakan dalam konferensi pers setelah melakukan pertemuan dengan Jaksa Agung Australia George Brandis bahas masalah keamanan jelang akhir tahun.
Melalui pertukaran ini, kata dia, intelijen antarkedua negara dapat belajar dan bertukar ilmu satu sama lain untuk meningkatkan intelijen masing-masing negara.
"Ini juga diharapkan bisa mengisi kekurangan satu sama lainnya," kata Bang Yos sapaan akrab dari Sutiyoso.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Badrodi Haiti menyatakan pihaknya telah menangkap sembilan orang terduga teroris di lima tempat berbeda antara lain di Cilacap, Tasikmalaya, Sukoharjo, Mojokerto, dan Gresik pada 19 sampai 20 Desember 2015.
Mereka antara lain R, YS, AR, ZA, MKH, TP, IM, JA, dan AK.
"Mereka ini ada yang eks Jamaah Islamiyah (JI) dan ada juga korelasinya dengan ISIS," kata Kapolri.
Kapolri menjelaskan pada akhir bulan lalu, pihaknya mendapatkan informasi akan ada aksi-aksi dari terorisme.
"Lalu, ada juga informasi dari Australian Federal Police (AFP), Federal Bureau of Investigation (FBI), dan Singapore Intelligence Service (SIS). Kemudian kami lakukan monitor dan kelompok yang terdata di kami dicurigai akan melakukan aksi teror," katanya.
Kerjasama Intelijen Indonesia-Australia Cegah Terorisme
Senin, 21 Desember 2015 19:09 WIB
Melalui pertukaran ini, intelijen antarkedua negara dapat belajar dan bertukar ilmu satu sama lain untuk meningkatkan intelijen masing-masing negara.