"Semata-mata agar AEWO Mulyaharja terus dikenal tidak hanya warga Jawa Barat, tetapi juga se-Indonesia sehingga nantinya akan semakin banyak yang datang dan bisa berkembang lagi," kata Bima di Bogor, Jumat.
Menurut Bima, panen raya yang telah berlangsung pada Kamis (6/1), telah menunjukkan konsistensi menjaga lahan pertanian organik yang dikombinasi menjadi salah satu destinasi wisata alam.
Baca juga: Forkopimda Bogor lakukan panen raya padi di lahan seluas 32,3 hektare (video)
AEWO Mulyaharja disebut Bima Arya sebagai Three in One (3 in 1), yang selain memberikan pengalaman memanen bagi para wisatawan yang datang, juga edukasi dan wisata.
Dalam panen raya padi organik itu, Bima Arya menjajal "ngabeubeut" atau memukulkan batang padi ke papan agar gabah lepas bersama para kepala perangkat daerah, pimpinan unsur muspika dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Yiyi Sulaeman menyantap nasi liwet yang merupakan hasil panen.
Bima Arya menyebut, secara kuantitas dibanding sebelumnya hasil panen bertambah, berawal 7 ton meningkat menjadi 8 ton.
Baca juga: Panen raya padi Karawang capai 342.543 ton
Usai ikut ngabrubeut padi itu, ia meminta agar kreatifitas yang ada diharapkan terus berjalan dan tidak berhenti. Berdasarkan laporan yang disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman dan Camat Bogor Selatan, Hidayatulloh akan ada beberapa rencana pengembangan AEWO Mulyaharja ke depan.
Selain itu, hal yang ditekankan Bima Arya kepada aparatur wilayah setempat agar mengembangkan rumah tinggal (homestay) dan jalur tracking atau rute perjalan dengan panorama indah yang telah dirintis agar bisa berkembang.
Baca juga: Pemkab Bekasi bersama petani menggelar panen raya
“Untuk pengembangan ke depan tidak hanya hasil tani tapi juga edukasi agrowisatanya. Pada intinya semua harus diajak untuk berkreasi, semua harus ambil bagian untuk berinovasi dan memberi manfaat bagi semua," ungkapnya.