Depok (ANTARA) - Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Prof. Desi Adhariani menyatakan ilmu akuntansi sebagai instrumen untuk memperjuangkan hak-hak pekerja.
"Akuntansi tidak lagi sekadar alat pelaporan, tetapi juga menjadi instrumen untuk memperjuangkan hak-hak pekerja dan masyarakat yang terdampak," kata Desi Adhariani di Kampus UI Depok, Kamis.
Desi menguraikan bahwa dimensi sosial dalam Environmental, Social, and Governance (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola/ESG) sering kali terabaikan dibandingkan aspek lingkungan dan tata kelola, padahal aspek sosial mencakup isu-isu krusial seperti hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan yang adil, etika bisnis, pengembangan komunitas, serta pengelolaan dampak sosial-lingkungan.
“Untuk itu, perlu dikembangkan Social Accountability Framework (SAF), sebuah kerangka yang dirancang untuk membantu organisasi mengelola, mengukur, dan mengomunikasikan tanggung jawab sosialnya secara strategis dan berdampak,” ujarnya.
Baca juga: Guru besar UI soroti implikasi biopsikososial dan perawatan ortodonti
Baca juga: Guru besar UI kaji peran model spasial pengelolaan lingkungan berkelanjutan
Ia juga menjelaskan bahwa SAF dibangun di atas 5 (lima) prinsip utama, yaitu transparansi, partisipasi, responsibilitas, inklusivitas, dan keberlanjutan.
Framework ini juga dilengkapi dengan empat mekanisme implementasi: tata kelola dan kebijakan sosial, pelibatan pemangku kepentingan, sistem pelaporan sosial yang terintegrasi, dan audit sosial independen.
SAF juga mencakup sistem evaluasi kinerja sosial melalui indikator kuantitatif dan kualitatif, termasuk pendekatan seperti Social Return on Investment (SROI) dan well-being valuation.
Lebih lanjut, Prof. Desi menyoroti pentingnya penguatan tata kelola yang human-oriented, kolaborasi lintas sektor, serta adaptasi terhadap konteks lokal dan global dalam mengimplementasikan SAF.
Baca juga: Guru Besar Universitas Indonesia temukan bahan baku obat bisa kurangi impor
Ia juga mengangkat isu perbudakan modern (modern slavery) sebagai contoh nyata dari isu sosial yang memerlukan perhatian lebih dalam praktik sosial dan pelaporan perusahaan.
Desi sebagai akademisi aktif dalam bidang akuntansi keberlanjutan, Prof. Desi telah banyak berkontribusi dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang pelaporan keberlanjutan, akuntabilitas sosial, dan tata kelola perusahaan.