Jakarta (ANTARA) - Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) yang telah tiga tahun dilaksanakan mendapat apresiasi penyuluh dan petani di daerah-daerah nusantara, keberadaan IPDMIP mampu menguatkan kompetensi mereka dalam aspek pertanian.Untuk meningkatkan pendapatan petani, penyuluh Asahan dilatih jadi mentor rantai nilai
Program-program IPDMIP seperti Sekolah Lapangan, PLEK, Demonstrasi Alsintan, menambah wawasan baru bagi mereka dalam konteks peningkatan mutus SDM pertanian. Salah satunya pelatihan dasar fasilitasi rantai nilai atau basic value chain di BPP Rawang Baru, Desa Rawang Baru, Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Asahan Oktoni Eriyanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis mengatakan bahwa pelatihan rantai nilai sangat penting bagi para petani. Karena dengan penguasaan ilmu ini, mereka bisa memberikan nilai tambah terhadap produk-produk pertanian yang dihasilkan.
"Rantai nilai dalam sektor pertanian adalah nilai tambah dalam pertanian yang terbentuk ketika terjadi perubahan dalam bentuk fisik atau bentuk produk pertanian, atau terjadi akibat adopsi metode produksi, atau proses penanganan lebih lanjut," katanya.
Baca juga: Pelatihan teknologi pascapanen mudahkan Petani Pasaman hingga produktivitas meningkat
Dijelaskan Eriyanto, Rantai Nilai memiliki bertujuan untuk meningkatkan basis konsumen bagi produk tersebut. Jadi manajemen rantai nilai produk pertanian ini mengintegrasikan seluruh proses produksi, "Mulai dari kegiatan pengolahan, distribusi, pemasaran hingga produk sampai ketangan konsumen," ungkapnya.
"Maka dari itu, kami latih para penyuluh ini mejadi mentro rantai nilai. Diharapkan mampu memperkuat basis SDM petani," lanjutnya.
Senada, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, Nurhijjah mendorong para calon mentor rantai nilai ini untuk menggali dan mengoptimalkan potensi diwilayah binaannya. Termasuk menyamakan persepsi dan langkah seperti tagline yang digaungkan Kementrian Pertanian yaitu Maju#Mandiri#Modern.
"Petani harus siap menerapkan mekanisasi dan menggunakan teknologi era industry 4.0 sehingga dapat mencapai output-nya yaitu meningkatkan produksi dan provitas," tutup dia. Adapun pelatihan mentor Rantai Nilai ini dilaksanakan di Aula Dinas Pertanian Asahan, dengan diikuti sebanyak 12 orang dari 5 kecamatan yang mendapatkan program IPDMIP di Kabupaten Asahan.
Baca juga: Pelatihan penangkaran benih tingkatkan produktivitas petani jagung
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.
"Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi.
Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
"Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0," pungkas Dedi.
Baca juga: Cross Village Visits, inovasi metode penyuluhan berbasis partisipasi aktif petani
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yakin dengan IPDMIP produktivitas pertanian terus meningkat, khususnya di daerah irigasi.
"Pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat," kata Mentan Syahrul. SYL -sapaannya- mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah emas 100 karat.
"Terutama para pemuda dan milenial. Kita gerakan pertanian Indonesia, masa depan pertanian kita ada pada mereka," ujarnya.
Penyuluh Asahan dilatih Jadi mentor rantai nilai
Kamis, 9 Desember 2021 20:44 WIB
Maka dari itu, kami latih para penyuluh ini mejadi mentro rantai nilai. Diharapkan mampu memperkuat basis SDM petani