Bogor, (Antara Megapolitan) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menghadiri Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) yang berlangsung di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
"Rakornis bidang KSDAE ini sangat penting, maka itu saya menyempatkan untuk hadir agar bisa bertemu langsung dengan kepala balai dari seluruh Indonesia," kata Menteri.
Menteri mengatakan, selama ini baru Rakornis bidang KSDAE yang disempatkannya untuk hadir, mengingat ada banyak hal yang disampaikan dalam Rakornis terutama tantangan yang dihadapi dalam upaya konservasi yang dilakukan oleh Direktorat KSDAE Kementerian Kehutanan.
Ia mengatakan, para penggerak konservasi seperti kepala balai taman nasional, memiliki tugas yang sangat berat, selalu berhadapan dengan wildlife (kehidupan liar) seperti kebakaran hutan, ilegal loging yang kini telah bertransformasi menjadi izin perkebunan dan batu bara, dan perburuan satwa.
"Maka itu peran konservasi harus kuat, terutama perizinan, harus ketat. Kecuali yang berkaitan dengan pembangunan listrik dan jalan tol," kata Siti.
Menurut Siti, mau tidak mau KSDAE harus canggih melihat izin yang diajukan, kalau memang perizinan betul peruntukkannya maka harus diberikan dengan persyaratan.
"Kalau betul peruntukannya berikan persyaratan. Jangan sampai juga langkah ini mengganggu kebijakan pemerintah pusat," kata Siti.
Rakonis bidang KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2015 diikuti 350 peserta yang terdiri dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam, kepala balai taman nasional, staf perencana UPT seluruh Indonesia, pejabat struktur Satker Pusat dilingkungan KSDAE, dan kepala APT lingkup KSDAE.
Ketua Panitia Rakornis bidang KSDAE 2015 Bambang Novianto menyebutkan, rapat koordinasi teknis ini berlangsung selama dua hari 14 hingga 16 September yang bertujuan sinergitan dan sikronisasi program pusat dan daerah dalam rangka capaian kinerja dan merumuskan RKAL di lingkungan Dirjen KSDEA.
"Rakornis 2015 ini mengangkat tema Bersatu mewujudkan rimbawan KSDAE yang bersih, kompeten dan melayani bangsa dan negara," katanya.
Rakornis bidang KSDAE 2015 menghadirkan sejumlah pembicaran diantaranya Deputi Menteri Negara PPN/Bappenas bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kepala Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sekretaris Inspektorat Jenderal, Ketua Tim Penyusum Revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang KSDAE, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Konsultan Erna Wahyuti, dan Pakar Kehutanan UGM Prof Djoko Marsono.
"Kami juga menghadirkan praktisi konservasi seperti Carl Traeholt dari Copenhagen Zoo, David Makes dari Asosiasi Pariwisata Alam Indonesia, Heston Harper dari SEC Industrial Group, dan Ralp Marsoedhy dari PT Global Hospitality Consultan," katanya.
Penyelenggaraan Rakonis cukup menarik dimana ratusan peserta yang hadir semuanya mengenakan kemeja berwarna putih dengan lengan digulung. Menurut Dirjen KSDAE Thachrir Fathoni, pakaian putih ini menujukkan bahwa kini eranya transparansi, bekerja bersih, tidak macam-macam, tidak menyimpang.
"Dengan lengan digulung, kita ingin menunjukkan kalau kita ingin kerja dan kerja," katanya.
Menteri Siti Hadiri Rakonis Bidang KSDAE 2015
Senin, 14 September 2015 21:40 WIB
Peran konservasi harus kuat, terutama perizinan, harus ketat. Kecuali yang berkaitan dengan pembangunan listrik dan jalan tol.