Beijing (ANTARA) - Sebanyak 25 pekerja migran Indonesia di Hong Kong berhak menyandang gelar sarjana setelah menyelesaikan pendidikan program S1 di Universitas Terbuka.
"Saya berharap keberhasilan wisudawati dalam menyeimbangkan kesibukan dan waktu belajar bisa menjadi inspirasi. Mudah-mudahan bisa memacu teman-teman (PMI) lain untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki," kata Konsul Jenderal RI di Hong Kong Ricky Suhendar dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA di Beijing, Selasa.
Dua puluh lima PMI tersebut telah diwisuda di ruang utama BNI Admmiralty Hong Kong pada Minggu (25/4).
Baca juga: Hong Kong tutup sekolah, PMI diimbau tes usap secara sukarela
Atase Pendidikan dan Kebudayaan pada Kedutaan Besar RI di Beijing Yaya Sutarya mengapresiasi para PMI yang berhasil menyelesaikan pendidikan jenjang S1 itu di tengah kesibukan pekerjaannya di Hong Kong.
"Bagi saya, mereka termasuk pilihan. Dari 187 ribu pekerja migran kita di Hong Kong, mereka bisa menyisihkan waktu di tengah kesibukannya untuk belajar dan menempa diri," ujarnya.
Baca juga: Australia menangguhkan kerja sama pertahanan dengan Myanmar
Dengan diwisudanya 25 PMI yang semua berjenis kelamin perempuan itu, maka kini masih ada 200 PMI lagi yang tercatat sebagai mahasiswi aktif UT di Hong Kong untuk mendalami berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti ekonomi, hukum, dan Bahasa Inggris.
25 pekerja migran Indonesia di Hong Kong meraih gelar sarjana
Selasa, 27 April 2021 17:56 WIB
Wisuda mahasiswi Universitas Terbuka yang pesertanya mayoritas kalangan pekerja migran Indonesia di Hong Kong pada Minggu (25/4). (ANTARA/KJRI-Hong Kong).
Dua puluh lima PMI tersebut telah diwisuda di ruang utama BNI Admmiralty Hong Kong pada Minggu (25/4).
