Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) melalui Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI (LPEM FEB) bekerja sama dengan Asian Development Bank Institute (ADBI), Graduate School of Public Policy (GraSPP) Universitas Tokyo, dan Toshiba International Foundation bahas dampak pandemi terhadap ekonomi Asia.
Rektor UI Prof. Ari Kuncoro dalam keterangannya, Minggu mengatakan pandemi menyebabkan hampir semua negara menghadapi tantangan multidimensi dengan segala keterbatasan. Hal ini mendorong permintaan sumber daya keuangan untuk pemulihan dampak pandemi.
“Diperlukan kebijakan strategis sehingga sumber daya terbatas mampu mengatasi masalah yang ada dengan efisien dan efektif," ujarnya.
Baca juga: Prof. Ari Kuncoro: Kolaborasi ciptakan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi
Harapannya, upaya tersebut tidak hanya mengatasi dampak pandemi, tetapi juga memberikan efek pembangunan yang positif. Selain itu, saya berharap semua peserta forum mendapat wawasan baru dari diskusi ini dan sarana berbagi ilmu serta pengalaman antar pemangku kepentingan tentang pembangunan infrastruktur sehingga bisa memahami tantangan dan masalah dalam lingkup Asia pada masa mendatang.
Dekan FEB UI Beta Yulianita Gitaharie berharap forum ini memberikan wawasan pengalaman beberapa negara di Asia terkait upaya dan kebijakan menyesuaikan dan menjaga kualitas layanan infrastruktur yang memadai.
"Pembatasan jarak fisik dan mobilitas sangat memengaruhi pemeliharaan dan pengoperasian proyek pembangunan infrastruktur. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pembuat kebijakan yang harus menciptakan dan menyesuaikan sistem infrastruktur agar dapat beradaptasi dengan situasi sekarang," katanya.
Baca juga: Ini tujuh rekomendasi kebijakan tangani COVID-19 dari FISIP UI
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Riset FEB UI Teguh Dartanto mengatakan bahwa semenjak masa pandemi, pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia mengalami penurunan tajam dibandingkan tahun 2019, yaitu sebesar minus 2,3 persen.
Penurunan ini terjadi karena pandemi Covid-19 menyebabkan banyak negara mengeluarkan kebijakan pembatasan pergerakan sosial yang mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat konsumsi, tertahannya ekspansi bisnis, serta rantai distribusi ekonomi yang terputus. Hal ini menyebabkan perubahan pada konstruksi infrastruktur sosial dalam bidang pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan perumahan publik.
Baca juga: Dukung UMKM, Flick perkenalkan layanan keuangan digital terintegrasi
Lebih lanjut, Teguh mengatakan negara perlu melakukan penyesuaian sosial infrastruktur dalam masa pandemi, diantaranya adalah penyediaan rumah layak huni yang murah, pendirian pusat kesehatan sementara, dan perubahan postur anggaran negara yang berfokus di bidang kesehatan.
UI-Universitas Tokyo kerja sama bahas dampak pandemi terhadap ekonomi Asia
Minggu, 21 Februari 2021 18:35 WIB
Diperlukan kebijakan strategis sehingga sumber daya terbatas mampu mengatasi masalah yang ada dengan efisien dan efektif.