Jakarta (ANTARA) - Presiden panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori menyampaikan akan mundur dari jabatannya apabila dorongan dari masyarakat semakin besar setelah ia melontarkan komentar sensitif yang menyinggung gender.
Mori, mantan perdana menteri Jepang dan Ketua Komite Olimpiade Tokyo, membuat kegaduhan nasional saat mengatakan bahwa rapat dewan yang melibatkan perempuan akan berlangsung terlalu lama, karena mereka terlalu banyak bicara dan itu menjengkelkan, sebagaimana disebutkan dalam laporan Reuters, Kamis.
Kemarahan atas komentar Mori tersebut kemungkinan akan berdampak pada semakin berkurangnya dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan Olimpiade di tengah penyebaran pandemi yang semakin mengkhawatirkan di Jepang.
Baca juga: Hongaria dan Serbia memulai vaksinasi untuk para atlet Olimpiade
Hampir 80 persen publik Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade yang dijadwalkan pada Juli, menurut jajak pendapat terbaru.
Komentar Mori langsung menimbulkan kehebohan di media sosial, dan tagar "Mori, mohon mundur" menjadi trending di Twitter di Jepang pada Kamis pagi.
Menanggapi komentar tersebut, mantan peraih medali perak judo Noriko Mizoguchi mencuit kode etik Komite Olimpiade Internasional dan mengatakan bahwa segala jenis pelecehan harus ditolak.
Baca juga: Jika Jepang mundur, Florida tawarkan diri gantikan Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade
Renho, seorang anggota parlemen oposisi terkemuka, menyebut ucapan Mori "memalukan".
"Komentarnya bertentangan dengan semangat Olimpiade yang mengecam diskriminasi dan menyerukan persahabatan, solidaritas dan keadilan," katanya dalam cuitan di akun Twitternya.
Ketua Olimpiade Tokyo ingin mundur usai melontarkan komentar sensitif
Kamis, 4 Februari 2021 12:09 WIB
Hampir 80 persen publik Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade yang dijadwalkan pada Juli, menurut jajak pendapat terbaru.