Bogor, (Antaranews Bogor) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat bersama National Instituted Environmental Studies (NIES) Jepang akan bekerja sama untuk mengembangkan sistem pemantauan inovatif pemanfaatan energi di masyarakat.
Rencana kerja sama ini telah dibicarakan antara Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dengan Tsuyosi Fujita, Direktur NIES Jepang dalam pertemuan yang berlangsung di salah satu restoran di Kebun Raya Bogor, Minggu.
"Data pemantauan tingkat konsumsi energi di Kota Bogor yang kita peroleh diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat dan pemerintah dalam mengkonsumsi energi," kata Executive Director Centre For Climate Risk and Opportunity Managemen in Southeast and Asia Pasific (CCROM-SEAP) IPB, Rinaldi Noer.
Rinaldi menjelaskan NIES Jepang telah mengawali kerja sama pemantauan pemanfaatan energi inovatif dengan IPB dengan melakukan pengembangan sistem pemantauan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan atau konsumsi energi di suatu tempat dari waktu ke waktu.
Menurutnya melalui pemantauan pemanfaatan negeri tersebut dapat diketahui sejauh mana penggunaan energi di suatu daerah dan dapat dikontrol sehingga bisa dilakukan upaya penghematan.
"Dengan memantau tingkat konsumsi energi di suatu wilayah, kita akan tahu seberapa besar penggunaannya sehingga kita bisa melakukan penghematan," katanya.
Ia mengatakan dalam kerja sama tersebut telah di pasang lima titik lokasi memantau tingkat konsumsi energi di IPB yakni di kampus IPB Dramaga serta Baranangsiang, Hotel IPB International Convention Center, Cafe Taman koleksi dan perumahan dosen.
Menurutnya kerja sama dengan NIES Jepang sengaja diperluas dengan melibatkan Pemerintah Kota Bogor dengan harapan lahirnya kebijakan untuk melakukan penghematan energi yang memiliki dampak lebih luas.
"Kerja sama yang akan dilakukan mencakup pula pengukuran tingkat polusi yang nantinya bisa menjadi salah satu alat mengukur tingkat kesehatan masyarakat," katanya.
Target yang dicanangkan dalam kerja sama antara NIES Jepang dan Pemerintah Kota Bogor adanya gambaran umum (roadmap) pembangunan yang rendah emisi di Kota Bogor, sehingga diperlukan langkah-langkah kongkrit.
"Untuk menyusun gambaran umum perlu langkah-langkah konkret yang diawali dengan pemasangan alat monitoring tingkat konsumsi energi," katanya.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyampaikan akan mempelajari kerja sama yang telah ditawarkan oleh NIES Jepang dan IPB dengan mensinergikannya bersama program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahannya.
"Kita berharap kerja sama ini dapat disinergikan dengan program yang tengah dilakukan Pemerintah kota Bogor seperti keberadaan ruang hijau (green room) yang akan menjadi pusat data milik Kota Bogor," kata Bima.
Pemkot Bogor Gandeng Jepang Amati Pemanfaatan Energi
Minggu, 8 Maret 2015 21:08 WIB
Dengan memantau tingkat konsumsi energi di suatu wilayah, kita akan tahu seberapa besar penggunaannya sehingga kita bisa melakukan penghematan."