Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI) mengajak para pelaku industri dan pengembang game lokal untuk ikut dalam subevent internasional dari Gamescom 2020 yakni Devcom Digital Conference 2020.
Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf Yuana Rochma Astuti dalam keterangannya, Sabtu, mengatakan pihaknya siap memfasilitasi dan memprioritaskan agar game-game produksi Indonesia dapat tampil di ajang internasional.
Kami berharap bisa memberikan dukungan penuh kepada pengembang game lokal kita, sehingga dapat bersaing di pasar global, katanya.
Partisipasi Indonesia didasari data Survei Ekonomi Kreatif pada 2016 bahwa subsektor aplikasi dan pengembang permainan menyumbang 1,86 persen dari PDB Ekonomi Kreatif atau setara dengan 17,142 miliar rupiah.
Baca juga: Kemenparekraf optimalkan potensi industri "gaming" Indonesia di masa pandemi
Bentuk fasilitasi yang diberikan Kemenparekraf/Baparekraf untuk para perusahaan yang terpilih adalah akses penuh menuju Devcom Digital Conference 2020.
Dengan akses penuh ini, para peserta bisa mengikuti semua kelas konferensi yang ada, mengikuti B2B matchmaking online untuk mencari partner dan investor global, serta memamerkan karyanya masing-masing dalam virtual booth yang dimiliki Indonesia, kata Yuana Rochma Astuti.
Yuana menambahkan, peserta juga akan mendapatkan akses untuk mengikuti MeetToMatch-The Online Cologne Edition yang akan memperkuat peluang menjalin transaksi bisnis dari perusahaan global.
Gamescom merupakan pameran game terbesar di Eropa.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pandemi COVID-19 membuat acara game yang bersifat Business to Business (B2B) serta Business to Consumer (B2C) ini harus menghentikan kegiatan offline-nya pada 2020 dan mengubah format menjadi online yang siap digelar mulai pertengahan Juli 2020.
Baca juga: Kemenparekraf gunakan game kreatif edukasi masyarakat pencegahan COVID-19
Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia Cipto Adiguno menambahkan, meskipun pasar industri game di Indonesia adalah salah satu yang terbesar, karakteristik pasarnya masih sangat sulit untuk bisa ditembus oleh pemain baru.
Bagi para pelaku industri lokal yang relatif kecil, kesempatan bisnis terbesar malah berada di luar negeri. Meski demikian, akses ke pasar tersebut lebih sulit daripada membidik target pasar sendiri, baik dari posisi geografis maupun pemahaman lokal untuk menentukan strategi sukses terbaik, ujar Cipto Adiguno.
Keikutsertaan Indonesia dalam Gamescom 2020 ini merupakan kali kedua secara berturut-turut. Tahun lalu, sebanyak 10 perusahaan Indonesia di bawah naungan program Archipelageek juga mendapatkan kesempatan untuk memamerkan karya-karyanya di Paviliun Indonesia Gamescom 2019 serta mencari peluang transaksi bisnis di sesi Business Day.
Keikutsertaan Indonesia dalam acara tersebut menghasilkan nilai transaksi bisnis sebesar 1,15 juta dolar AS (sekitar Rp16 miliar) antara perusahaan Indonesia dengan mitra globalnya masing-masing.
Baca juga: Kemenparekraf fasilitasi pengembang game lokal berkarya di Gelora 2020
Bagi perusahaan game Indonesia yang tertarik untuk berpartisipasi, pendaftaran untuk mengikuti Gamescom 2020 sudah dimulai sejak hari ini. Untuk mendaftarkan diri, dapat mengakses halaman resminya di https://agi.or.id/gamescom2020.
Pendaftaran ini terbuka bagi perusahaan Indonesia yang memiliki produk/jasa di bidang video game dan sudah berbadan hukum.
Informasi lebih lanjut mengenai ajang Gamescom 2020 ini bisa didapatkan di situs resmi https://gamescom.global dan https://devcom.global, atau dengan menghubungi contact@agi.or.id.
Pengembang game lokal diajak ikut subevent internasional dari Gamescom 2020
Sabtu, 4 Juli 2020 22:55 WIB
Kami berharap bisa memberikan dukungan penuh kepada pengembang game lokal kita, sehingga dapat bersaing di pasar global.