Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis pagi kembali terkoreksi namun diprediksi masih berpotensi menguat.
Pada pukul 10.14 WIB, rupiah melemah 93 poin atau 0,6 persen menjadi Rp15.543 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.450 per dolar AS.
"Rupiah masih ada peluang menguat. Sentimen negatif masih dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terhadap kemampuan dunia mengatasi virus corona yang telah mendorong penurunan ekonomi global," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Ariston menuturkan, sentimen positif kembali berlanjut pagi ini ke pasar Asia, melanjutkan sentimen positif sejak pembukaan pasar Eropa kemarin hingga penutupan pasar AS subuh tadi.
Pasar berharap lockdown akan segera dibuka dengan mulai melandainya pertumbuhan jumlah orang yang terjangkit virus di beberapa negara Eropa dan di AS.
Baca juga: Harga Emas kembali berbalik melonjak 50,5 dolar AS, dipicu harapan dukungan stimulus
Selain itu sentimen positif datang dari akan disetujuinya stimulus tambahan dari pemerintah AS sebesar lebih dari 480 miliar dolar AS oleh DPR AS.
"Reboundnya harga minyak mentah juga membantu sentimen postif," ujar Ariston.
Harga minyak menguat hingga ke level 14,6 dolar AS per barel untuk West Texas Intermediate (WTI) dan 21 dolar AS per barel untuk Brent.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp15.400 per dolar AS hingga Rp15.550 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Dolar naik tipis karena "rebound" minyak menenangkan kegelisahan pasar
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp15.630 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.567 per dolar AS.
Rupiah kembali terkoreksi lagi, namun masih berpotensi menguat
Kamis, 23 April 2020 14:06 WIB
Pada pukul 10.14 WIB, rupiah melemah 93 poin atau 0,6 persen menjadi Rp15.543 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.450 per dolar AS.