Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang akhir tahun tidak terelakkan.
“Pergerakan rupiah yang melemah jelang akhir tahun tak terelakkan karena sentimen penguat dolar jelang akhir tahun masih belum hilang dan belum ada sentimen positif yang membalikkan itu,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Berdasarkan faktor dari dalam negeri, pasar disebut cukup skeptis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan. Hal ini didasari antara lain karena penurunan daya beli kelas menengah, keputusan pemberlakuan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen, dan lainnya.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta hingga saat ini menguat 86 poin atau 0,53 persen menjadi Rp16.149 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.235 per dolar AS.