Waikabubak (ANTARA) - Bupati Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Agustinus Niga Dapawole menyebutkan bahwa ribuan hektare lahan pertanian di daerah itu terancam gagal panen akibat kekeringan sebagai dampak rendahnya curah hujan pada 2020.
"Curah hujan yang rendah dapat menyebabkan gagal tanam dan rawan pangan di Sumba Barat. Kondisi ini membuat para petani sangat menderita," kata Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole di Waikabubak, Minggu.
Agustinus mengatakan pemerintah Kabupaten Sumba Barat telah melakukan antisipasi secara dini dengan mengingatkan seluruh camat dan kepala desa untuk mendorong para petani menanam tanaman holtikultura dalam menghadapi gagal panen.
Baca juga: Ratusan hektare tanaman di Flores Timur terserang hama ulat
Menurut dia, para petani diminta untuk lebih banyak menanam tanaman seperti jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian sehingga masih memiliki persediaan pangan apabila mengalami krisis pangan akibat curah hujan yang rendah.
"Apabila terjadi kekurangan pangan maka masih ada stok pangan lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga,"tegas Agustinus.
Baca juga: Distan Sukabumi pasang pompa air antisipasi kekeringan dan gagal panen
Ia juga menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Sumba Barat memiliki stok cadangan beras pemerintah (CBP) Kabupaten Sumba Barat sebanyak 60 ton dan CBP pemerintah Provinsi NTT sebanyak 100 ton yang disiapkan dalam mengantisipasi rawan pangan.
Kendati demikian stok beras itu kata Bupati Agustinus, tidak mencukupi apabila kekeringan yang sedang melanda Sumba Barat terus meluas.
"Kami sudah meminta Pemerintah NTT untuk membantu apabila daerah ini mengalami kondisi rawan pangan yang sangat serius,"tegas Agustinus.
Alami kekeringan, Sumba Barat terancam gagal panen
Minggu, 1 Maret 2020 12:39 WIB
Curah hujan yang rendah dapat menyebabkan gagal tanam dan rawan pangan di Sumba Barat. Kondisi ini membuat para petani sangat menderita.