Depok, (Antaranews Bogor) - Politisi PDI Perjuangan Fahmi Habsy membuat sajak untuk mengingatkan publik agar merefleksikan, cermat dan merenungkan sejarah yang pernah dilewati bangsa ini.
"Setelah menonton Debat Capres-cawapres saya terinspirasi membuat sajak," katanya di Depok, Rabu.
Direktur Pusat Kajian Trisakti Fahmi ini mengatakan saat ini rakyat kita ini selalu terbuai sebuah harapan-harapan palsu karena sisa mentalitas kolonial "minderhead" membuat mudah terpesona dengan lahirnya ratu adil yang selalu dipersonifikasikan dengan tampilan luar calon pemimpin yang tidak berpijak pada realita dan kinerja mengabdi untuk rakyat kedepan.
Ia mengatakan hal itu makin diperkuat dengan runtuhnya kemampuan "berpikir panjang dan konstruktif" elit politik yang digantikan agenda pragmatisme dan matrialisme.
Padahal, katanya, sebagaimana fragmen sejarah yang pernah dilewati bangsa ini, "gula-gula" transaksi politik yang diberikan kepada pelaku sejarah dalam sebuah proses pergantian kepemimpinan yang bernafaskan otoritarian pada akhirnya akan diminta kembali tanpa mereka bisa berkata apa-apa, kecuali mereka menukarnya dengan jiwa dan idealismenya sebagai "abdi dalem good boy".
Berikut puisi yang dibuat kader PDI Perjuangan ini
Bulan Madu Di Kandang Kuda
Ingatkah diujung 30-an ?
Riuh ramai lahirnya masa
Datang Saudara tua membawa bala tentara
Rakyat bermimpi berakhirnya derita
Tenaga dan benda rela disita
Tapi apa lacur hendak dikata, harapan palsu hanya sementara
Tubuh kurus penuh nestapa berkalang tanah
Duka lara menjadi-jadi
Liang kubur sarapan pagi
Ingatkah di ujung 60-an?
Gegap gempita lahirnya masa
Mahasiswa bergumul ria di jalan-jalan
Pewarta sibuk memoles citra
Rakyat lagi bermimpi panglima
Politisi terbuai kata janji kuasa
Tapi apa lacur hendak dikata, harapan palsu hanya sementara
Pemuda terpaksa dipendam
Warta dan cerita harus dibungkam
Teriakan rakyat tak punya makna
Jiwa pejuang berakhir dipenjara
Politisi bisu tak punya kata
Ketika kuasa hendak diminta
Inga ! Inga !
Sejarah selalu berputar dengan aktor tertukar
Orang waraspun bisa tertular
Menikmati bulan madu di kandang kuda !
Fahmi Habsy
Tugu Proklamasi, 11 Juni 2014
Politisi PDIP buat puisi refleksi perjalanan bangsa
Rabu, 11 Juni 2014 11:54 WIB
rakyat kita ini selalu terbuai sebuah harapan-harapan palsu karena sisa mentalitas kolonial "minderhead"