Depok (Antaranews Bogor) - Intelektual muda PDI Perjuangan Fahmi Habcy menilai, pembentukan Koalisi Indonesia Raya hanya untuk meningkatkan posisi tawar bagi-bagi kursi menteri dalam pemerintahan mendatang.
"Koalisi ini bukan upaya menjaga kepentingan kelompok Islam, tetapi hanya akal-akalan Amien Rais untuk meningkatkan posisi tawar," katanya di Depok, Jumat.
Pembentukkan Koalisi Indonesia Raya merupakan gagasan dari Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dimana partai Islam sepakat mengambil peluang berkoalisi, dengan terlebih dulu bersama-sama membicarakan hal tersebut ditataran internal masing-masing.
Fahmi mengatakan, umat Islam ini 85 persen pemegang saham Indonesia. Jadi menyelamatkan dan memperbaiki kesejahteraan Indonesia berarti memperbaiki kesejahteraan umat Islam di Indonesia tentunya juga umat beragama yang lain.
"Siapa yang terlibat menyusahkan rakyat Indonesia, tentunya menyusahkan umat Islam juga," kata pengarang sajak "Aku Iso Opo".
Ia menegaskan, tanpa harus sesumbar bahwa dalam pilpres ini diperlukan koalisi parpol untuk menjaga kepentingan umat Islam.
Lebih lanjut Fahmi menilai alasan Amien Rais bahwa pertemuan semalam untuk membentuk koalisi dalam memperbaiki kehidupan berbangsa lebih baik, bagaikan peribahasa "menepuk air didulang, terpercik muka sendiri", tetapi sah saja dalam konteks memastikan bargaining jatah menteri bagi elit parpol yang hadir semalam dalam pemerintahan ke depan.
Menurut dia, jika pertemuan itu tujuannya menurunkan harga daging sapi yang melambung, menurunkan nilai tukar dolar dan harga bahan pokok mencekik, melindungi petani dari derasnya impor pangan, menyelamatkan TKI kita, itu akan disambut publik.
"Sayangnya Pak Amien Rais tidak mengundang kadernya yang menjadi Menko Perekonomian Hatta Radjasa untuk segera memperbaiki masalah ekonomi itu semua," ucapnya.
Koalisi Indonesia Raya hanya bagi-bagi kekuasaan
Jumat, 18 April 2014 11:11 WIB