Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari, turun tipis 0,7 dolar AS atau 0,05 persen, menjadi ditutup pada 1.480,50 dolar per ounce.
Indeks-indeks acuan saham AS secara signifikan lebih tinggi pada perdagangan Senin (16/12/2019), karena sentimen investor terangkat setelah China dan Amerika Serikat menyetujui kata-kata dari kesepakatan perdagangan fase-satu.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik lebih dari 100 poin, sementara S&P 500 dan Indeks Komposit Nasdaq mengikuti kenaikan Dow.
Ketika ekuitas naik, emas biasanya turun karena investor tidak perlu mencari tempat yang aman dan mereka mengalihkan investasi ke aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi seperti saham.
Namun, melemahnya dolar AS membatasi penurunan harga emas lebih lanjut. Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,15 persen menjadi 97,03 pada perdagangan Senin (16/12/2019) terseret data ekonomi negatif.
Laporan awal penyedia informasi global yang berbasis di London IHS Markit pada Senin (16/12/2019), menunjukkan Indeks Pembelian Manajer (PMI) manufaktur AS datang di 52,5 pada pada Desember, turun dari pembacaan November sebesar 52,6.
Sementara itu, Indeks PMI sektor jasa-jasa AS mencapai 52,2 pada Desember, naik dari 51,6 pada November, menurut laporan IHS Markit.
Pelemahan dolar AS akan membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih murah, sehingga menarik bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 10,1 sen atau 0,59 persen, menjadi ditutup pada 17,113 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 2,5 dolar AS atau 0,27 persen, menjadi menetap di 931,30 dolar per ounce.
Emas berjangka naik tipis pada akhir pekan lalu, karena logam mulia didukung oleh pelemahan dolar AS menyusul kemenangan Partai Konservatif Inggris. Harga emas menambahkan 8,9 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.481,2 dolar AS per ounce pada penutupan Jumat (13/12/2019).