Bogor, 27/1 (ANTARA) - Sebanyak 55 hasil penelitian yang berasal dari berbagai instansi, baik dari pemerintah maupun swasta, dipaparkan dalam seminar nasional Masyarakat Perkelapa-Sawitan Indonesia (MAKSI) yang berlangsung di IPB International Convention Center, Bogor, Kamis.
Seminar tahunan MAKSI kali ini yang mengangkat tema "Akselerasi Inovasi Kelapa Sawit untuk Meningkatkan Daya Saing Global" dibuka secara resmi oleh Rektor IPB Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto, MSc selaku dewan pembina MAKSI.
"Dengan seminar ini diharapkan terjadi akselerasi industri sawit dari hulu sampai ke hilir," kata Ketua Umum MAKSI Tien R Muchtadi.
Dikatakannya, industri kelapa sawit Indonesia terus berkembang. Diperlukan upaya untuk meningkatkan daya saing global kelapa sawit nasional.
Adanya wahana kerja sama yang baik antar "stakeholder" di bidang-bidang perkelapa-sawitan baik itu peneliti, pemerintah, pengembang, para industriawan, peminat, pemerhati dan pelaku usaha lainnya mendukung peningkatan daya saing global kepala sawit nasional.
Menurut Tien, sejak 2006 Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Produksi CPO Indonesia di 2010 mencapai 21,8 juta ton. Jumlah ini terus meningkat pada 2011 mencapai 24,1 juta ton.
"Diperkirakan pada 2012 ini produksi CPO akan mencapai 25,9 juta ton," katanya.
Seminar ini, lanjut Tien, diharapkan menjadi media diseminasi kepada masyarakat, khususnya masyarakat industri kelapa sawit, tentang berbagai invensi, kebijakan dan manajemen industri kelapa sawit untuk menjadi inovasi yang menuju pada peningkatan daya saing global kelapa sawit nasional.
Sementara itu Prof Dr Ir, Herry Suhardiyanto menyebutkan, produksi CPO Indonesia diakui terbesar di dunia. Namun, tidak untuk industri riil sawit.
"Untuk produksi CPO kita terbesar di dunia. Tapi untuk industri riilnya kita masih kalah. Oleh karena itu perlu sebuah inovasi untuk mengembangkan sektor hilir agar seimbang," katanya.
Herry mengatakan, inovasi tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan para peneliti. Indonesia memiliki peneliti handal yang dapat mengelola dan mengembangkan teknologi secara tepat guna.
"Hanya saja perlu ekselerasi bersama untuk mewujudkan hasil penelitian ini menjadi inovasi yang dapat membawa dampak kepada masyarakat luas," katanya.
Herry menambahkan, MAKSI menjadi salah satu lokomotif penggerak mewujudkan daya saing global kelapa sawit nasional. Dan Indonesia memiliki para peneliti tidak kalah dari peneliti dunia manapun.
Deputi Kementerian Riset dan Teknologi bidang Kelembagaan, Prof Benyamin Lakitan menyebutkan, inovasi yang digunakan hendaknya dapat digunakan secara sederhana.
"Industri kepala sawit harusnya tidak berhenti pada CPO saja, tapi bagaimana mengembangkan industri riil. Karena pasar domestik kita cukup besar jadi jangan diabaikan," katanya.
Seminar MAKSI 2012 dihadiri para pelaku bisnis kelapa sawit, staf dan manajemen industri berbasis kelapa sawit, penentu kebijakan di tingkat pemerintahan, peneliti dan perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat, anggota MAKSI, mahasiswa dan masyarakat.
Dalam seminar ini juga akan digelar Kongres MAKSI untuk memilih ketua umum periode 2012-2014. Seminar ini dihadiri dan diramaikan oleh Ari Lasso dan Audy yang telah ditunjuk sebagai sahabat sawit sejak 2010.
Laily R
55 Hasil Penelitian Dipaparkan Dalam Seminar Maksi
Jumat, 27 Januari 2012 9:24 WIB
55-hasil-penelitian-dipaparkan-dalam-seminar-maksi-