Jakarta (ANTARA) - Calon menteri muda dari generasi milenial yang masuk ke dalam Kabinet Kerja II diharapkan akan berasal kalangan profesional agar bisa bekerja lebih baik tanpa tekanan dari partai.
"Lebih baik menteri muda atau milenial lebih berasal dari kalangan profesional karena kalau partai nanti takutnya mereka akan jadi boneka saja, didikte partai," ujar pengamat politik Silvanus Alvin ketika dihubungi di Jakarta pada Minggu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan akan menyuntikkan darah segar ke kabinet menteri di periode keduanya dengan memilih menteri dari kalangan muda dan generasi milenial.
Banyak nama yang sudah digadang-gadang, namun, menurut Alvin keberadaan dua tokoh muda profesional di lingkungan dekat Presiden Joko Widodo harusnya sudah menjadi petunjuk penting.
Dia mencontohkan CEO Net. Mediatama Televisi Wishnutama serta Erick Thohir, pendiri Mahaka Grup dan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, sebagai salah satu indikasi Jokowi akan menetapi janjinya di kabinet yang baru.
"Kalau saya lihat komposisi anak muda nanti akan jauh lebih besar. Presiden pasti tidak ingin mencederai janji-janji yang sudah diucapkannya. Istilahnya dia tidak akan menelan ludahnya sendiri," kata akademisi Universitas Bunda Mulia itu.
Alvin mengatakan, ketika diundang ke Istana Negara bersama muda-mudi milenial lainnya baru-baru ini, presiden mengindikasikan bahwa dia berani memutus hal-hal tabu selama itu benar.
"Yang dianggap tabu tentunya paham di mana yang harus memimpin adalah orang tua, yang berumur," ungkapnya.
Sampai saat ini, Joko Widodo dan calon wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin belum mengumumkan nama-nama yang akan masuk ke Kabinet Kerja II baik dari partai maupun nonpartai.
Menteri muda milenial dinilai lebih baik berasal dari profesional
Minggu, 28 Juli 2019 16:21 WIB
Lebih baik menteri muda atau milenial lebih berasal dari kalangan profesional karena kalau partai nanti takutnya mereka akan jadi boneka saja, didikte partai.