Bogor, 30/4 (Antara) - Sebanyak 8 ton daging Trenggiling (Manis Javanica) hasil penyelundupan yang berhasil digagalkan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan, dimusnahkan di Bogor, Selasa.
"Ada tiga kasus penyelundupan Trenggiling di Tanjung Priok yang berhasil digagalkan oleh oleh BKSDA DKI Jakarta, barang buktinya hari ini kita musnahkan," kata Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Ditjen PHKA, Novianto Bambang, saat pemusnahan Trenggiling di Hutan Konservasi CIFOR, Bogor.
Novianto menyebutkan diggagalkannya Trenggiling ini sebagai upaya berkelanjutan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dalam mencegah perdagangan hewan yang dilindungi tersebut.
Selain 8 ton daging Trenggiling, petugas juga memusnahkan sekitar 500 sisik Trenggiling yang akan diselundukkan ke wilayah China, Vietnam dan Kamboja.
Menurut Novianto, penyelundupan Trenggiling dari Indonesia masih barang seiring tingginya permintaan akan hewan tersebut di pasar internasional.
Modus operandi penyelundupan hewan bersisik tersebut melalui pengiriman ekspor berupa dokumen Macckarel fish.
Dikatakannya, sejak Desember 2010, Balai KSDA DKI Jakarta, Penyidik Bea dan Cukai Tanjung Priok menggagalkan pengiriman Trenggiling sebanyak 241 kilogram yang diawetkan di sebuah apartemen Mitra Bahari Jakarta Utara dengan tersangka berinisial HG.
Selang setahun kemudian, Juli 2011 petugas yang sama menggagalkan penyelundupan 500 kg daging Trenggiling di Bandara Soekarno-Hatta dengan tersangka berinisial EH.
"Para tersangka ini sudah menjalankan serangkain sidang (P-21) di Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan Pengadilan Negeri Tangerang. Mereka dikenai Undang-Undang nomor 5 tahun 1990," katanya.
Menurut Novianto, banyak hewan asal Indonesia yang menjadi sasaran penyeludupan.
Kurangnya tenaga pengawas di lapangan membuat penyelundupan tersebut masih kerap terjadi.
Seperti halnya Trenggiling, di pasar internasional banyak diminta, baik daging maupun sisiknya.
Beberapa negara menjadi konsumen utama Trenggiling berasal dari Taiwan, Vietnam, dan Hongkong.
Harga jual hewan pemakan Lava semut ini tergolong mahal sehingga menggiurkan pada pencari keuntungan.
Harga per kilogram daging Trenggiling berkisar Rp 2-4 juta. Sementara sisik hewan itu dihargai $ 1 dolar per sisik.
"Karena itu, marak modus operandi penyelundupan Trenggiling ke luar negeri, karena harganya mahal dan peminatnya banyak," katanya.
Novianto menambahkan, belum diketahui populasi Trenggiling di alam. Namun, maraknya penyelundupan membuat hibitat hewan ini terancam punah.
Laily R
8 Ton Trenggiling Selundupan Dimusnahkan
Selasa, 30 April 2013 21:54 WIB
8-ton-trenggiling-selundupan-dimusnahkan