Jakarta (ANTARA) - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menelusuri jejak perpindahan ibukota negara dari Batavia (Jakarta) hingga Nusantara di Kalimantan Timur melalui arsip sebagai upaya menghadirkan perspektif sejarah yang utuh mengenai perjalanan pusat Pemerintahan Indonesia.
Kepala ANRI Mego Pinandito saat ditemui selepas membuka Festival Memori Kolektif Bangsa (MKB) 2025 di Jakarta, Kamis, mengatakan arsip-arsip tersebut merekam proses perencanaan, dinamika kebijakan, serta konteks sosial dan politik yang melatarbelakangi perubahan pusat pemerintahan dari masa ke masa.
“Arsip tentang jejak ibukota negara menghadirkan gambaran utuh mulai dari Batavia, Jakarta, hingga rencana dan realisasi pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN),” kata Mego.
Menurut dia, arsip perpindahan ibu kota tidak hanya memuat keputusan administratif, tetapi juga mencerminkan tantangan tata kota, kepadatan penduduk, risiko bencana, serta visi pembangunan jangka panjang negara.
ANRI menghimpun dan menyusun arsip tersebut dalam bentuk naskah sumber arsip agar mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat, akademisi, serta pengambil kebijakan.
Mego menambahkan arsip menjadi sumber pembelajaran penting untuk melihat kesinambungan sejarah sekaligus memahami alasan strategis di balik pemindahan ibu kota negara.
Melalui pendekatan tersebut, ANRI berupaya memperkuat memori kolektif bangsa agar masyarakat tidak melihat pemindahan ibu kota sebagai peristiwa yang terpisah dari sejarah sebelumnya.
Selain sebagai rekam jejak sejarah, lanjut dia, arsip perpindahan ibu kota juga diharapkan dapat menjadi rujukan dalam perencanaan pembangunan kota dan kebijakan publik di masa mendatang.
ANRI melalui kegiatan tersebut menegaskan komitmennya untuk terus menggali, melestarikan, dan memanfaatkan arsip strategis nasional guna memperkuat identitas bangsa serta kesinambungan sejarah Indonesia.
Baca juga: ANRI sebut lima warisan dokumenter ingatan kolektif dunia bisa jadi acuan kebijakan
Baca juga: ANRI sebut arsip merupakan jembatan untuk bangun masa depan
