Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Ketika pemilih perempuan menjadi segmen paling potensial untuk dijaring, maka para calon presiden-calon wakil presiden menjelang Pilpres 2018 tak segan mempertaruhkan apa pun untuk mendapatkan suara mereka.
Maka wajar ketika cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno begitu tampak berupaya memperkuat eksistensi "branding-nya" sebagai calon yang diusung emak-emak, capres nomor urut 01 Jokowi pun enggan untuk tinggal diam.
Mantan Gubernur DKI itu semakin terlihat usahanya untuk membangun citra politik yang ramah dan bersahabat di mata perempuan, khususnya kalangan ibu rumah tangga.
Gestur Jokowi untuk mulai mendekati pemilih perempuan semakin tampak saat ia blusukan ke berbagai daerah.
Dalam satu kesempatan misalnya, Jokowi setelah membagikan sertifikat tanah untuk masyarakat di Lapangan Tenis Indoor Pemda Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Jumat (23/11), tak keberatan ketika seorang perempuan menerobos pasukan pengamanan Presiden untuk sekadar meminta swafoto dengannya.
Presiden Jokowi bahkan tertawa lebar dan antusias melayani permintaan sang emak tersebut, bahkan ketika tangan kanannya kemudian dijangkau oleh perempuan itu hingga merangkul dia.
Tak berhenti sampai di situ, seorang ibu yang lain kemudian diajak bergabung untuk kemudian berfoto bersama.
Meskipun pada akhirnya, paspampres sigap mengatasi kejadian tersebut, Jokowi tampak menanggapi secara positif pada kejadian yang sejatinya menyalahi prosedur pengamanan itu.
Jokowi seperti ingin menampilkan citra politik yang terbuka dan bersahabat dengan emak-emak.
Boleh jadi Sandiaga Uno sudah terlebih dahulu menggarap segmen perempuan. Akan tetapi, faktanya Jokowi pun mulai tanggap untuk mencari cara lain dalam menjaring suara para emak dengan gayanya sendiri.
Dalam banyak kesempatan, ia pun selalu meyakinkan kaum perempuan mengenai betapa pentingnya makna ibu dalam benaknya sebagai seorang pemimpin sebuah negara yang besar.
Ia menegaskan bahwa perempuan adalah ibu bangsa, yakni seseorang yang mendidik anak-anak sebagai penerus masa depan bangsa.
Selain itu para perempuan juga berperan menjaga moral keluarga dan menggerakkan ekonomi keluarga untuk masyarakat.
Jokowi pun kerap kali memberikan contoh betapa ia kagum kepada beberapa pahlawan perempuan pejuang kemerdekaan.
Faktanya
Faktanya, Jokowi memang tak bisa menutup mata kepada segmen pemilih dari kalangan perempuan itu.
Jumlah pemilih potensial perempuan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mencapai 92.796.375 pemilih dari total 185.639.674 pemilih berdasarkan Daftar Pemilih Sementara (DPS) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Angka ini hanya berbeda tipis dari pemilih potensial laki-laki yang tercatat 92.843.299 pemilih.
Pengamat politik Arif Amarudin berpendapat bahwa "branding" politik menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam upaya memenangkan calon dalam pemilu.
Alumnus UIN itu, mengatakan semakin tingginya potensi suara perempuan, pasangan capres-cawapres yang berhasil menarik simpati pemilih dari kalangan perempuan maka mereka sangat berpotensi memenangi Pilpres 2019.
Ia menilai segmen pemilih perempuan merupakan ceruk dengan porsi yang sangat besar dan sifatnya likuid.
Maka wajar jika keputusan memilih mereka lebih sering dipengaruhi oleh cara dan perlakuan yang diberikan oleh pasangan calon.
Menurut dia, keputusan memilih bagi kelompok pemilih perempuan di sisi lain juga sangat bergantung pada aspek psikologis, yakni ketika ada daya tarik besar dari pasangan calon maka hal itulah yang menarik bagi mereka.
Oleh karena itu, menurut Arif, orang tak perlu lagi merasa heran bila pesona calon yang dilihat secara fisik, komunikasinya, tampilan di media, dan lain-lain berefek besar.
Ia menegaskan bahwa ceruk terbesar segmen perempuan sejatinya adalah faktor psikologis.
Oleh karena itu, ia menilai wajar jika kemudian kedua pasangan calon presiden kini terlihat mati-matian menebar pesona untuk menjaring suara para emak.
Perempuan Keren
Upaya yang dilakukan Jokowi untuk menjaring suara pemilih perempuan sebenarnya sudah selaras dengan apa yang dilakukan oleh tim suksesnya.
Wakil Direktorat Pemenangan Perempuan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Nurul Arifin, sudah menginisiasi sebuah deklarasi, yakni "Perempuan Keren" sebagai langkah awal untuk menggaet suara dari kalangan perempuan.
"Perempuan Keren" merupakan akronim dari perempuan yang keren, energik, religius, dan nasionalis.
Untuk kepentingan itu, pihaknya bahkan menggelar deklarasi serupa hingga tingkat desa.
Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf nyatanya memang sudah mulai beranjak untuk sadar bahwa suara pemilih perempuan sangat signifikan dalam meraih kemenangan pada pilpres mendatang.
Bahkan secara psikologis, perempuan memiliki karakter yang loyal.
Oleh sebab itu, Nurul berharap, perempuan yang telah mendukung pasangan nomor urut 01 tersebut tidak "pindah ke lain hati".
Menurut Nurul, perempuan dalam psikologi massanya mereka ini adalah para pemilih yang loyal dan setia, dan kemudian konsisten.
Maka, TKN Jokowi-Ma'ruf pun mempersiapkan berbagai program, misalnya terkait dengan sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, yang akan dibawa ke daerah demi meraup suara perempuan pada pemilihan mendatang.
Hal itu tak lain sebagai upaya untuk membangun citra politik Jokowi yang bagus di mata para emak.
Sebab ketika emak memutuskan maka kemenangan pun terasa demikian dekat. (H016/ANT/BPJ).
Editor Artikel: M.H. Atmoko.
Jokowi Membangun Citra Politik Di Mata Emak-emak
Sabtu, 15 Desember 2018 11:42 WIB
Secara psikologis, perempuan memiliki karakter yang loyal.