Bogor (ANTARA News Megapolitan) - Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengatakan pendekatan keagamaan menjadi langkah utama dalam upaya mencegah dan mengatasi penularan HIV/AIDS yang semakin luas.
"Aspek keagamaan harus ditingkatkan, setia pada pasangan, gaya hidup dan pola hidup sangat memengaruhi apa yang terjadi di Kota Bogor," katanya dalam peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia tingkat Kota Bogor yang berlangsung di Kebun Raya Bogor, Jumat.
Usmar mengatakan Kota Bogor ibarat kuning telur pada telur mata sapi, secara geografis menjadi perlintasan dan persinggahan warga dari Jakarta ke Kabupaten Bogor, maupun dari Kabupaten Bogor ke daerah lain di Jawa Barat.
Kota Bogor, lanjutnya, sudah menjadi kota besar, metropolitan, yang kini semakin memiliki daya tarik sejak Presiden Joko Widodo tinggal di Istana Bogor.
"Letak geografis Kota Bogor yang ada di tengah-tengah menjadikan tantangan tersendiri, segala pergerakan orang masuk ke Bogor, kita tidak tahu mereka membawa apa," katanya.
Situasi itu, lanjut Usmar, menjadi tantangan dalam pencegahan penularan HIV/AIDS di Kota Bogor.
Terlebih, katanya, adanya perilaku penyimpangan seksual seperti LGBT yang angkat mencapai 1.500 kelompok kunci (berisiko).
"Apalagi adanya internet dan media sosial yang hasil dari penelitian menjadi sarana untuk penyebaran LGBT, hampir setiap hari anak-anak kita mengakses internet, ini harus diawasi," kata Usmar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah menyebutkan situasi HIV/AIDS di Kota Bogor dari 2005 hingga Juli 2017 mengalami peningkatan. Jumlah komulatif kasus HIV 4.154 kasus dan kasus AIDS 1.564 kasus.
Pada 2016, dilaprokan kasus AIDS 104 kasus dan HIV 505 kasus, sedangkan pada 2018 ada 386 kasus HIV dan 140 kasus AIDS.
Dalam rangka mencegah penularan HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Kota Bogor mengintesifkan pemeriksaan dini HIV/AIDS di tingkat puskesmas. Tercatat sejak 2005 sampai 2018 sudah ada 161.387 orang yang menjalani tes HIV.
Dari jumlah tersebut, terdapat 4.550 orang HIV positif dan 1.704 orang AIDS positif. Dari jumlah tersebut, 1.024 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang menjalani pengobatan mencapai 1.024 orang.
HIV/AIDS juga telah menjangkiti kelompok usia muda, yakni 15 sampai 24 tahun, yang angkanya pada 2017 sampai Oktober 2018 sebanyak 253 orang.
Rubaeah mengatakan kasus HIV/AIDS bukan saja menjadi masalah kesehatan bagi penderitanya, tetapi dampaknya yang lain, seperti masalah sosial dan ekonomi.
"Partisipasi dari seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS menjadi semakin penting," kata dia.
Ketua Komisi Pengendalian HIV/AIDS Daerah (KPAD) Kota Bogor Iwan Setiawan menyebutkan salah satu tantangan dalam pengendalian HIV/AIDS adalah persoalan stigma yang masih terjadi di masyarakat.
"Tetapi di Kota Bogor dinilai cukup nyaman bagi para ODHA untuk berobat, karena layanan pengobatan Bogor sudah tersedia di 25 puskesmas dan enam rumah sakit," kata dia.
Cegah HIV/AIDS bisa lewat pendekatan agama
Jumat, 14 Desember 2018 16:00 WIB
Aspek keagamaan harus ditingkatkan, setia pada pasangan, gaya hidup dan pola hidup sangat mempengaruhi apa yang terjadi di Kota Bogor.