Sukabumi, 2/4 (Antara) - Manajemen Chevron Geothermal Salak, Ltd. merampungkan program penanaman 40.000 pohon di lahan kritis Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa.
"Mudah-mudahan program ini dapat memenuhi target dalam upaya melestarikan suatu ekosistem," kata GM Policy, Government, and Public Affair Chevron Geothermal Salak, Ltd. Paul Mustakim usai penanaman pohon ke-40.000 di hutan Koridor Halimun Salak (KHS), TNGHS, Desa Cipetey, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi.
Program yang telah berjalan sejak November 2012 tersebut juga didukung oleh Balai TNGHS, Yayasan Kehati, dan masyarakat Koridor Halimun Salak.
Menurut Paul, melalui kegiatan tersebut telah tumbuh suatu semangat di masyarakat untuk melakukan konservasi dan keinginan untuk memberi warisan berharga kepada generasi mendatang berupa ekosistem yang terjaga kelestariannya.
Penanaman di hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak tersebut merupakan bagian dari program konservasi "green corridor initiative (GCI) atau Prakarsa Lintasan Hijau Halimun Salak yang dicanangkan Chevron untuk merestorasi hutan koridor seluas 500 hektare hingga lima tahun ke depan.
Kepala Balai TNGHS Agus Priambudi menjelaskan bahwa ada ribuan hektare lahan kritis di TNGHS yang perlu di restorasi.
"Oleh sebab itulah partisipasi dan masyarakat, termasuk yang dilakukan Chevron sangat membantu mengatasi masalah tersebut," katanya.
Koridor Halimun Salak merupakan kawasan penghubung dua ekosistem hutan hujan tromis Gunung Salak dan Gunung Halimun, serta berfungsi menjaga tata air DAS Cianten dan DAS Citarik yang alirannya sampai ke Jakarta.
Koridor Halimun Salak juga sebagai rumah bahak 14 jenis mamalin dan 66 jenis burung.
Acara penanaman yang menandakan berakhirnya musim tanam 2012-2013 itu juga dihadiri mantan Manteri KLH Emil Salim.
Dalam acara tersebut, Emil Salim mengingatkan bahwa manusia jangan berusaha menyakiti alam dengan mengekploitasinya secara berlebihan, karena akibatnya alam akan marah dan terjadilah bencana.
Kerusakan alam juga tidak dicegah maka akan terjadi bencana besar di tahun 2050, dimana diperkirakan suhu akan naik empat derajat celcius, permukaan air laut meningkat dan akan banyak pulau-pulau yang tenggelam.
Teguh Handoko
Ket. Foto: Paul Mustakim (kiri) menyerahkan bibit pohon rasamala kepada Asisten Sekda Sukabumi H. Budiman untuk ditanam di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.