Bogor (ANTARA) - Sejak Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dijalankan, jutaan warga Indonesia merasakan langsung manfaat dari kehadiran negara dalam menjamin kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah Reni (42), ia telah menjadi peserta JKN kelas 1 dan kerap memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan untuk kebutuhan medisnya, termasuk ketika mengalami gangguan kulit beberapa waktu lalu.
Reni, menceritakan pengalamannya saat ia menggunakan BPJS Kesehatan saat ia mengalami alergi kulit dalam pelayanan di fasilitas kesehatan (faskes).
“Beberapa bulan lalu saya mengalami alergi kulit yang cukup mengganggu. Kulit saya tiba-tiba kering, bersisik, dan terasa gatal luar biasa. Awalnya saya kira hanya iritasi biasa, terus makin lama malah makin gatal dan ngelupas dan perih banget, tapi karena tidak kunjung membaik, saya akhirnya memutuskan berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP),” jelasnya, Rabu (06/08).
Baca juga: Pensiunan ini tetap manfaatkan Program JKN untuk keluarga dan dirinya
Ia yang terdaftar di Klinik dr. Salma sebagai FKTP, mengaku langsung mendapatkan penanganan awal, tanpa ribet, Reni langsung dapat surat rujukan ke rumah sakit. Sampai rumah sakit ia langsung diperiksa oleh dokter kulit dan diberi obat salep serta antihistamin.
“Pelayanannya sangat baik. Setelah diperiksa dokter umum dan dinilai perlu ditangani lebih lanjut oleh dokter kulit, saya langsung diberikan surat rujukan untuk ke rumah sakit. Prosesnya cepat dan tidak rumit sama sekali walaupun saya menggunakan BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Sebagai peserta JKN, Reni mengungkapkan bahwa selama proses pengobatan, ia tidak mengeluarkan biaya pribadi sama sekali. Pemeriksaan oleh dokter spesialis, pemberian resep salep, hingga kontrol lanjutan, semuanya dijamin oleh BPJS Kesehatan.
“Saya merasa sangat terbantu. Kalau harus bayar sendiri, mungkin biayanya tidak sedikit karena berobat ke spesialis itu mahal. Tapi dengan BPJS Kesehatan, alhamdulillah semua aman. Saya bisa fokus sembuh tanpa harus memikirkan biaya,” ungkapnya.
Baca juga: Tak keluarkan biaya apapun, Esti bersyukur ibu bisa operasi pakai BPJS
Selain soal pelayanan medis, Reni juga mengapresiasi keramahan dan kesiapan petugas di faskes. Ia menambahkan bahwa informasi yang diberikan juga jelas dan mudah dipahami.
“Dari semua penilaian saya, stafnya informatif sekali. Saya juga sempat diarahkan untuk aktivasi Mobile JKN agar ke depannya bisa antre online dan cek kepesertaan lebih mudah. Saat ini saya sudah mulai terbiasa pakai aplikasi Mobile JKN. Praktis banget, bahkan saya bisa daftar antrean dari rumah, jadi tinggal datang sesuai jadwal,” tambahnya
Dia merasa bersyukur jadi peserta JKN, pelayanannya cepat dan tetap nyaman. Tapi menurutnya, mau kelas berapa pun, semua peserta JKN tetap dapat pelayanan sesuai kebutuhan medis. Yang membuat Reni bersyukur adalah seluruh proses pengobatannya ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan.
“Yang penting kita ikuti prosedurnya. Mulai dari FKTP dulu, nanti kalau memang butuh rujukan, pasti dikasih. Tidak usah takut dipersulit,” ujarnya.
Selain masalah alergi kulit, Reni juga pernah menggunakan layanan BPJS Kesehatan saat anaknya mengalami demam dan butuh pemeriksaan oleh dokter.
Baca juga: Akses mudah, pelayanan ramah: Inilah alasan Sutrisno setia pada JKN
“Waktu itu anak saya panasnya nggak turun-turun. Saya bawa ke FKTP, dan langsung dirujuk ke rumah sakit. Semua prosesnya pakai BPJS Kesehatan dan cepat. Tidak ribet sama sekali,” ungkapnya.
Pengalaman demi pengalaman ini membuat Reni makin yakin bahwa keikutsertaannya dalam Program JKN benar-benar bermanfaat, bukan cuma untuk dirinya, tapi juga keluarganya. Ia merasa lebih tenang karena tahu kalau ada jaminan kesehatan yang siap membantu kapan saja.
Sekarang, Reni rutin kontrol ke dokter kulit setiap beberapa minggu sekali, selama gatal itu kambuh. Selain salep, ia juga mendapatkan edukasi dari dokter tentang cara merawat kulit dengan benar agar tidak kambuh.
“Saya jadi lebih mengerti pentingnya gaya hidup sehat, bukan cuma ngandelin obat. Tapi ya, kalau tidak pakai BPJS Kesehatan, mungkin saya nggak akan tahu berapa biaya yang harus dikeliarkan setiap berobati,” tutupnya. (MI/sd)
