Istanbul (ANTARA) - Arab Saudi, Sabtu (28/9) memperingatkan bahwa kegagalan komunitas internasional membendung genosida Israel di Jalur Gaza mengancam stabilitas regional dan global. Riyadh mendesak adanya tindakan tegas untuk menghentikan konflik dan mendukung terbentuknya negara Palestina.
“Ketiadaan langkah komunitas internasional dalam menahan agresi Israel di Gaza akan berkontribusi pada ketidakstabilan keamanan dan stabilitas di kawasan maupun dunia,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, dalam Sidang Umum PBB ke-80 di New York.
Ia meminta PBB memainkan peran lebih kuat dalam penyelesaian konflik, dengan menegaskan bahwa badan dunia itu harus lebih efektif dalam mengurangi konflik dan krisis.
Faisal menekankan pentingnya menghentikan agresi, menjamin penyaluran bantuan ke warga Gaza, melindungi warga sipil, serta membuka jalur kemanusiaan.
Sejak 2 Maret, Israel menutup penuh semua jalur masuk ke Gaza dan menghalangi konvoi makanan serta bantuan, yang memperburuk kondisi kelaparan di wilayah tersebut.
Hanya sedikit pasokan yang sesekali diizinkan masuk, sementara banyak yang dijarah kelompok bersenjata yang dituduh otoritas Gaza dilindungi Israel.
Militer Israel telah menewaskan hampir 66.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak awal Oktober 2023. Serangan tanpa henti membuat Gaza tidak layak huni, menimbulkan kelaparan, serta menyebarkan penyakit.
Faisal mendesak semua negara untuk mengakui Negara Palestina dan mendukung upaya menuju solusi dua negara.
Seruan itu muncul sehari setelah Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal mengumumkan pengakuan terhadap Palestina, sehingga jumlah negara yang mendukung bertambah menjadi 159 dari 193 anggota PBB sejak Yasser Arafat memproklamasikan negara Palestina di Aljir pada 1988.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Mesir tak akan jadi gerbang masalah PalestinaBaca juga: Sikap acuh global soal perang Gaza ancam stabilitas dunia
Baca juga: Malaysia desak reformasi veto Dewan Keamaman PBB
