Bandung (ANTARA) - Universitas Padjadjaran (UNPAD) menghidupkan lagi majalah berbahasa Sunda Mangle yang sempat kesulitan terbit lewat pengelolaan dengan versi yang dibarukan.
Kepala Pusat Budaya Sunda Unpad Prof Ganjar Kurnia mengungkapkan pengelolaan majalah yang tahun awal terbitnya sama dengan tahun kelahiran UNPAD yakni 1957 ini adalah sebagai pemenuhan dari Statuta Unpad.
"Jadi per 20 Mei majalah Manglé dikelola oleh Unpad. Ini merupakan amanat dari Statuta Unpad yang menyebutkan salah satu tujuan Unpad adalah terbentuknya pusat kebudayaan dengan kekhasan budaya Sunda untuk meraih daya saing internasional," kata Ganjar dalam keterangan di Bandung, Rabu.
Ia mengungkapkan majalah Manglé terbit setiap bulan dan menerima tulisan dari pembacanya, baik tulisan nonfiksi maupun fiksi.
Pengumuman resminya majalah Mangle ini dikelola oleh Unpad berbarengan dengan peresmian Pusat Budaya Sunda Unpad di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad di Jl Dipati Ukur No 35 Bandung oleh Rektor Unpad, Prof Arief S Kartasasmita.
Pusat Budaya Sunda Unpad merupakan perubahan dari Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda (PDP-BS) yang telah berdiri sejak 2019.
Arief Kartasasmita mengharapkan langkah pembentukan PBS Unpad dan pengelolaan Mangle bisa menjadi inspirasi dan mendorong agar bahasa dan budaya Sunda tidak hanya menjadi pelajaran di sekolah, namun juga diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Ditemui sebelumnya, Prof Ganjar mengungkapkan Mangle mengalami kesulitan terbit belakangan ini, sehingga menjadi pemantik pihaknya untuk ikut mengelola majalah berbahasa Sunda tertua itu.
Menurut dia, majalah itu akan tetap dinaungi PT Mangle yang telah dibeli sekelompok orang. Pusat Budaya Sunda Unpad, menurut Ganjar akan mengelola isi dan redaksional majalah Mangle yang biasanya terbit rutin sepekan sekali dalam bentuk cetakan.
