New York (Antaranwes Megapolitan/Xinhua) - Kurs Dolar Amerika Serikat (AS) menguat di tengah data ekonomi dn ketegangan Geopolitik.
Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah data ekonomi positif dan kekhawatiran geopolitik.
Di sisi ekonomi, jumlah lowongan pekerjaan meningkat menjadi 6,6 juta pada hari kerja terakhir Maret, mengalahkan konsensus pasar 6,1 juta, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (8/5).
Pada Selasa (8/5) sore, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, perjanjian penting yang ditandatangani pada 2015.
Keputusan itu diungkapkan Trump dalam pidato yang disiarkan melalui televisi. Ia menambahkan bahwa dirinya tidak akan menandatangani surat pelepasan sanksi-sanksi atas Iran terkait nuklir.
Trump mengulang sikap tegasnya soal kesepakatan tersebut, yang dianggapnya gagal mencegah Iran mengembangkan senjara nuklir atau mendukung terorisme di kawasan.
Gedung Putih bersikeras untuk mengambil keputusan itu kendati Trump mengakui dalam pidatonya bahwa Iran telah mematuhi kesepakatan.
Para analis mengatakan greenback menguat pada Selasa (8/5) ke level tertinggi 2018 terhadap sekeranjang mata uang akibat pembelian "safe-haven".
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,38 persen menjadi 93,097 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1860 dolar AS dari 1,1924 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3538 dolar AS dari 1,3560 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia jatuh ke 0,7449 dolar AS dari 0,7518 dolar AS.
Dolar AS dibeli 108,98 yen Jepang, lebih rendah dari 109,08 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0018 franc Swiss dari 1,0028 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2957 dolar Kanada dari 1,2869 dolar Kanada.
Penerjemah: A. Suhendar/A.F. Firman.
Kurs Dolar Amerika Serikat menguat
Rabu, 9 Mei 2018 7:14 WIB
Di sisi ekonomi, jumlah lowongan pekerjaan meningkat menjadi 6,6 juta pada hari kerja terakhir Maret, mengalahkan konsensus pasar 6,1 juta, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (8/5).