Jakarta (ANTARA) - 20 Januari 2025 menjadi tanggal yang tak akan pernah dilupakan oleh sepak bola Uzbekistan, khususnya Abdukodir Khusanov.
Pada hari itu untuk pertama kali atlet sepak bola Uzbek dikontrak oleh klub Liga Premier Inggris yang merupakan liga sepak bola terbaik di dunia.
Klub yang menyewa pemain kelahiran 29 Februari 2004 itu juga bukan klub biasa-biasa, melainkan Manchester City, yang delapan kali menjuarai Liga Inggris dalam 12 tahun terakhir.
Dikontrak selama 4,5 tahun dengan biaya transfer 40 juta euro (Rp766 miliar), Khusanov menjalani debutnya di Liga Inggris pada 25 Januari ketika The Citizen mengalahkan Chelsea 3-1.
Pada 8 Februari Khusanov mencetak gol pertamanya saat tim asuhan Pep Guardiola itu menaklukkan Leyton Orient 2-1 dalam Piala FA.
Terakhir kali memainkan pertandingan liga pada 15 Maret ketika City imbang 2-2 melawan Brighton, bek tengah berusia 21 tahun itu sudah enam kali memainkan pertandingan Liga Inggris.
Bek yang dijuluki "si kereta", "tank", dan "monster" ini mendalami sepak bola sejak usia tujuh tahun ketika bergabung dengan akademi muda klub Bunyodkor.
Saat Khusanov berusia 17 tahun, Bunyodkor tak mau memainkannya karena alasan fisik yang tak kuat.
Ayahnya yang mantan pemain timnas Uzbekistan, Hukmat Hoshimov, lalu menoleh ke luar negeri ketika saat bersamaan klub kecil di Belarus, Energetik-BGU, meminang Khusanov.
Jadilah Khusanov pemain Energetik-BGU dalam usia 17 tahun.
Tapi dia harus menunggu sampai berusia 18 tahun karena aturan di Belarus mengharuskan pemain profesional baru bisa dimainkan ketika sudah berusia 18 tahun.
Begitu bisa dimainkan, talenta muda itu pun menjadi tulang punggung yang mengantarkan Energetik-BGU finis urutan kedua di liga elite Belarus pada 2022.
Uzbekistan yang sudah sering memanggil Khusanov untuk timnas U17 dan U19 tapi jarang memainkannya, memanggil lagi pemain itu untuk Piala Asia U20 2023.
Khusanov selalu dimainkan dalam 13 pertandingan Uzbekistan hingga menjuarai Piala Asia U20 pada Maret 2023 dan sekaligus lolos ke Piala Dunia U20 2023.
Dari panggung itu, pencari bakat dari Lens di Ligue 1 Prancis, kepincut menggaet Khusanov.
Juli tahun itu juga Khusanov ditarik Lens hanya dengan dan Rp1,8 miliar.
Penampilan Khusanov bersama Lens dan timnas Uzbekistan dari berbagai level belakangan ini ternyata menarik perhatian Manchester City, sampai kemudian direkrut Januari lalu.
Buah strategi
Uzbekistan selalu tampil dalam Piala Asia sejak merdeka pada 20 Juni 1990. Mereka juga memenangkan medali emas sepak bola Asian Games 1994.
Pada tahun-tahun kemudian sepak bola Uzbekistan semakin cemerlang dan menarik perhatian banyak orang.
Itu semua tak lepas dari strategi ambisius yang dicanangkan para pemangku kepentingan sepak bola di negara itu.
Kini mereka tengah memetik buah manis dari investasi besarnya dalam sepak bola selama sepuluh tahun terakhir.
Menurut pakar sepak bola Uzbekistan, Conor Bowers, negara sekuler berpenduduk mayoritas Muslim itu telah mencurahkan dana dan energi begitu besar untuk infrastruktur sepak bola, termasuk lapangan-lapangan sepak bola dan stadion-stadion.
Otoritas sepak bola Uzbekistan juga mengharuskan klub-klubnya memiliki sekolah sepak bola.
Itu termasuk Bunyodkor, yang akademinya menghasilkan pemain sekaliber Khusanov.
Pemerintah negara ini mati-matian meninggikan cabang olah raga terpopuler itu, sampai-sampai mendirikan sebuah klub yang tujuannya hanya untuk meloloskan Uzbekistan ke Olimpiade Paris 2024.
Baca juga: Bek asal Uzbekistan Abdukodir Khusanov resmi gabung Manchester City hingga 2029