Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian mengatakan salah satu faktor momen perbaikan ekonomi setelah Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah adalah harga pangan yang cenderung terkendali.
“Ini adalah tanda-tanda yang baik untuk Indonesia. Dengan kenaikan UMR 6,5 persen di awal tahun, serta kenaikan gaji guru dan terkendalinya harga pangan,” kata Fakhrul dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, di banyak daerah, pada H+1 Lebaran 2025, pergerakkan harga bahan pokok di pasar terpantau stabil.
Ia mencontohkan pergerakkan harga bahan pokok di Kabupaten Bojonegoro. Mengutip sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur per tanggal 2 April 2025 pagi, beras premium stabil dengan harga Rp15.000/kg, harga gula kristal putih Rp17.250/kg, harga minyak goreng kemasan premium 1 liter stabil dengan harga Rp21.000.
Baca juga: Pemkab Karawang pastikan harga sejumlah kebutuhan pokok stabil
Baca juga: Pemkab Subang pastikan ketersediaan dan stabilitas harga kebutuhan pokok selama Ramadhan
Cabai merah keriting juga stabil dengan harga Rp50.000/kg, harga cabai merah besar Rp45.000/kg dan cabai rawit merah stabil dengan harga Rp95.000/kilogram.
"Adapun Indonesia tetap berada dalam kondisi yang stabil di tengah fenomena eggflation yang melanda berbagai negara," ujarnya.
Ia mengatakan produksi telur nasional melimpah, harga tetap terkendali, dan pasokan terjaga, berbeda dengan negara lain yang mengalami lonjakan harga akibat krisis pasokan dan wabah flu burung.
Per Maret 2025, harga telur ayam ras nasional berada di kisaran Rp29.475 per kilogram, lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Swiss, Selandia Baru, dan Amerika Serikat yang mengalami kenaikan harga signifikan.
Baca juga: Harga cabai rawit di Denpasar tembus Rp110 ribu per kilogram jelang Ramadhan
Baca juga: Surabaya temukan MinyaKita tak sesuai takaran