Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan masyarakat agar tidak menjadikan momen mudik Lebaran 2025 sebagai ajang pamer kekayaan atau kesuksesan di kampung halaman.
"Menjadi parsial atau bahkan tidak penting kalau mudik menjadi pamer kendaraan, kemudian pamer kesuksesan di rantau," ujar Haedar dalam acara Silaturahim Ramadhan di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa.
Tradisi pulang kampung seharusnya menjadi sarana mempererat tali silaturahim, bukan menunjukkan gaya hidup berlebihan.
Semangat Lebaran akan kehilangan makna manakala dimanfaatkan sekadar untuk unjuk diri.
"Syawalan, Idul Fitri, mudik itu menjadi kekuatan untuk menumbuhkan semangat kebersamaan. Saya yakin penting," ujarnya.
Haedar menekankan pentingnya menjalani hidup secara sederhana, sebab gaya hidup berlebih justru memicu kesenjangan sosial dan bisa mendorong perilaku menyimpang di tengah masyarakat.
"Sukses itu harus, tetapi kalau menjadi pamer nanti akan tumbuh kesenjangan dengan masyarakat yang pada umumnya hidup sederhana dan biasa. Bisakah kita sekarang untuk hidup secukupnya?" ujarnya.
Haedar menilai gaya hidup berlebihan tak hanya berpeluang terjadi di kalangan individu, tetapi juga bisa merambah ke elite politik, ekonomi, hingga keagamaan.
Baca juga: Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya lantik empat wakil rektor baru periode 2025-2029
Baca juga: Menteri ATR/BPN serahkan 212 Sertifikat Hak Milik ke Muhammadiyah
Baca juga: KKP dan Muhammadiyah sinergi untuk sukseskan program ekonomi biru