Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Manajemen PT Prisma Inti Propertindo selaku pengembang Perumahan 'The Arthera Hill 2' Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan mitigasi pasca bencana di daerah itu guna mempercepat upaya pemulihan.
"Kami menyampaikan rasa empati mendalam kepada seluruh keluarga terdampak banjir besar di Bekasi pada 5 Maret 2025 lalu," kata Manajer Perizinan dan Sertifikasi PT Prisma Inti Propertindo Ratna Damayanti di Bekasi, Selasa.
Ia mengatakan, sebagai bentuk kepedulian, pihaknya telah menurunkan tim untuk membantu warga serta melakukan koordinasi dengan pihak terkait guna mempercepat proses pemulihan.
"Kami terus memperkuat upaya mitigasi seperti melanjutkan pembuatan sistem drainase dan infrastruktur di lingkungan perumahan guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang," katanya.
Menurut dia, banjir besar pekan lalu itu berdampak bukan hanya di wilayah perumahan saja melainkan juga melanda sedikitnya tujuh kecamatan dan 40 desa di Kabupaten Bekasi. Secara keseluruhan, banjir melanda perumahan, kawasan permukiman, fasilitas publik hingga pusat perbelanjaan.
Dia menjelaskan, sejak dibangun pada tahun 2021 hingga 2024, kawasan 'The Arthera Hill' tidak pernah mengalami banjir termasuk saat curah hujan tinggi. Perumahan ini dilengkapi sistem drainase waterpond untuk menampung air hujan serta tanggul cegah luapan air sungai.
"Namun, derasnya debit air dari hulu pada pekan lalu menyebabkan banjir di banyak tempat. Kejadian ini di luar perkiraan dan prediksi kami sebelumnya. Ini menjadi pelajaran kami untuk lebih meningkatkan mitigasi bencana," katanya.
Saat ini kondisi 'The Arthera Hill 2' berangsur pulih. Jalan utama dan area pemukiman telah bersih dari sisa banjir. Warga terdampak pun mendapatkan bantuan berupa pembersihan rumah serta pengecatan ulang, baik untuk interior maupun eksterior.
Pihaknya juga telah menyiapkan antisipasi dengan meninggikan tanggul di titik-titik rawan banjir, memperkuat struktur tanggul sesuai rekomendasi teknis terbaru, membangun posko pemantauan banjir serta penerapan sistem peringatan dini bagi warga untuk mengantisipasi kemungkinan bencana di masa mendatang.
"Kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah sangat dibutuhkan dalam penanganan banjir ini. Kami siap bekerja sama mencari solusi terbaik demi keamanan dan kenyamanan warga," ucapnya.
Ratna menegaskan, pengembang perumahan subsidi ini telah memenuhi seluruh regulasi yang berlaku, termasuk mengantongi sejumlah izin mencakup Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR).
Kemudian Persetujuan Peil Banjir dari Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga.dan Bina Konstruksi. Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan sejumlah izin lain.
"Sedikitnya terdapat 13 dokumen yang sudah kami kantongi sebagai pengembang," katanya.
Ratna juga menyatakan The Arthera Hill 2 merupakan proyek yang sepenuhnya dikembangkan sebagai program rumah subsidi pemerintah melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk memenuhi kebutuhan hunian masyarakat dengan harga jual Rp185 juta per unit.
Meskipun terdampak banjir, The Arthera Hill 2 tetap menawarkan berbagai keunggulan di antaranya sistem keamanan sistem satu pintu, infrastruktur jalan memadai, serta desain rumah subsidi modern dengan bahan berkualitas seperti dinding hebel dan kusen aluminium tahan rayap.
"Kami juga berharap dengan langkah mitigasi yang telah dirancang, kejadian serupa dapat diminimalisir di masa mendatang," kata dia.(KR-PRA).