Pangkalpinang (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Brigjen Pol Hisar Sialagan menyebutkan angka prevalensi pengguna narkoba aktif di Kepulauan Babel mencapai 24.038 orang atau 1,68 persen dari jumlah penduduk di daerah itu.
Untuk itu, Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia terus berinovasi dalam upaya memerangi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan mengembangkan Program Integrasi Kurikulum Anti Narkoba sebagai buku saku bagi siswa. Program ini diharapkan dapat menjadi alat edukasi yang efektif untuk membentengi generasi penerus bangsa dari ancaman narkoba.
Dalam kunjungannya ke Pangkalpinang pada 5-7 Maret 2025, Kepala BNN Marthinus Hukom menegaskan pentingnya Program Integrasi Kurikulum Anti-Narkoba sebagai buku saku bagi siswa.
Di depan ratusan SMA Negeri 4 Kota Pangkalpinang, Kamis (6/3), Kepala BNN meminta IKAN harus menjadi buku saku bagi para siswa, agar mereka terhindar dari narkoba.
Program IKAN merupakan hasil kerja sama BNN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Dinas Pendidikan setempat. Tujuannya untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 yang bebas dari narkoba.
Program ini diimplementasikan di SMA, SMK, dan SLB se-Kepulauan Bangka Belitung, dengan mengintegrasikan materi anti-narkoba ke dalam mata pelajaran seperti agama, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, PJOK, IPA, Biologi, Kimia, dan Fisika.
Buku saku Program IKAN dirancang untuk memberikan informasi lengkap tentang bahaya narkoba kepada siswa. Buku ini harus menampilkan informasi yang komprehensif, bukan hanya sekadar menjelaskan apa itu narkoba, tetapi juga mengedukasi tentang ancaman dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba.
Implementasi Program Integrasi Kurikulum Anti-Narkoba tidak lepas dari tantangan bagaimana memastikan bahwa materi yang disampaikan dapat dipahami dan diterapkan oleh siswa dengan baik. Untuk itu, BNN bekerja sama dengan para guru dan tenaga pendidik untuk menyusun materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
Program ini dapat menjadi buku saku yang selalu dibawa oleh siswa sehingga dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi generasi muda. Dengan memahami bahaya narkoba sejak dini, siswa diharapkan dapat membentengi diri dari pengaruh negatif narkoba. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari narkoba.
Baca juga: BNN dan dinas pendidikan se-Indonesia berkolaborasi berantas narkoba
Baca juga: BNN sebut 312.000 remaja berusia 15-25 tahun di Indonesia terpapar narkoba
Baca juga: Peredaran uang narkoba mencapai Rp524 triliun per tahun